Dalam kegiatan monitoring penanggulangan bencana tersebut beberapa kepala dinas melaporkan beberapa hal. Misalnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Yoi Afrida, mengatakan untuk menanggulangi bencana tanah longsor dan banjir luapan yang terjadi di beberapa titik, pihak BPBD telah melakukan beberapa langkah cepat, seperti membuat tanggul darurat dan membersihkan sampah yang terbawa arus.
"Untuk banjir (luapan) dan tanah longsor, BPBD telah membuat tanggul dengan bahan karung pasir dan 'gedekan' (anyaman bambu), kami juga membersihkan sampah-sampah yang terbawa arus banjir agar tidak menyumbat arus air kedepannya," terang Yoi.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati-Foto : Dinas Kominfo Kabupaten Mojokerto-
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal, melaporkan beberapa titik, seperti di desa Tempuran Kecamatan Sooko, Desa Salem Kecamatan Bangsal, dan Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar, salah satu penyebab meluapnya aliran sungai adalah karena jumlah eceng gondok dan kangkung yang tumbuh tidak terkendali, sehingga menyumbat arus air dan akhirnya meluap, bahkan karena banyaknya jumlah eceng gondok ini, menyebabkan rusaknya infrastruktur jembatan.
"Selain melakukan penanganan dengan 'sangkrah', kita juga melakukan pembersihan eceng gondok dan kangkung untuk memperlancar arus sungai, kita berkoordinasi dengan BBWS Brantas," tegas Rinaldi.