Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Di tengah maraknya makanan modern, jajanan tradisional semakin jarang ditemui. Namun, Handoko (46) melihat ini sebagai peluang untuk mengembangkan inovasi baru.
Sejak Oktober 2024, ia merintis usaha Lumpur Susu Sekeco, kue lumpur yang dimodifikasi dengan cita rasa khas dan kandungan lebih sehat.
Berlokasi di Jalan Surodinawan, tepatnya di depan SDN Surodinawan, usaha ini dengan cepat menarik perhatian masyarakat Mojokerto.
Handoko memilih kue lumpur sebagai fokus usahanya karena melihat minimnya jajanan tradisional yang dijajakan langsung di Mojokerto.
Untuk membedakan dari kue lumpur biasa, ia menambahkan sentuhan inovasi dalam resep dan teknik pembuatannya.
"Kami ingin menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar kue lumpur biasa. Karena itu, kami memodifikasi resepnya agar lebih bernutrisi, tanpa menghilangkan rasa khasnya," ujar Handoko.
Resep yang digunakan bukan resep turun-temurun, melainkan hasil eksplorasi dari berbagai referensi yang kemudian dimodifikasi. Handoko dan istrinya berbagi tugas dalam mengembangkan resep ini.
Sang istri bertugas menyesuaikan resep, sementara Handoko fokus pada modifikasi dan eksekusi teknik pembuatan.
"Kami terus menyesuaikan rasa dan cara pembuatannya berdasarkan masukan pelanggan. Jadi, resep ini memang berkembang seiring waktu," tambahnya.
Lapak lumpur susu di Surodinawan Kota Mojokerto-Foto : Mei-
Lumpur Susu yang Fresh, Sehat, dan Tanpa Pengawet
Keunggulan utama dari Lumpur Susu Sekeco terletak pada bahan-bahannya yang berkualitas. Berbeda dari kue lumpur biasa, versi inovatif ini lebih dominan kentang, dipadukan dengan susu dan telur, sehingga memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang baik.
"Kami ingin menciptakan jajanan sehat. Dengan adanya kentang, susu, dan telur, lumpur susu ini bisa menjadi sumber nutrisi yang cocok untuk semua usia, bahkan bisa untuk MPASI," jelas Handoko.
Selain itu, lumpur susu ini dibuat tanpa bahan pengawet dan pengembang, sehingga kualitasnya tetap alami. Untuk menjaga kesegarannya, adonan dibuat dalam jumlah terbatas setiap sesi.
BACA JUGA:Cegah Penyakit HIV dan AIDS, Puluhan Napi di Mojokerto Ikuti Penyuluhan Pola Hidup Sehat