Pemkab Mojokerto Genjot Program Gercep Stunting 2025

Rabu 16-04-2025,18:30 WIB
Editor : Elsa Fifajanti

Mojokerto, diswaymojokerto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus berupaya menurunkan angka stunting.

Salah satu langkah strategis  melalui peningkatan kapasitas Duta Genre Desa berbasis masyarakat, dalam rangka melaksanakan program unggulan Gerakan Percepatan Penurunan Stunting (Gercep Stunting) tahun 2025.

Acara yang digelar di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), pada Selasa 15 April 2025,  turut dihadiri Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, Ketua TP PKK sekaligus Bunda Genre Kabupaten Mojokerto Shofiya Hanak Al Barra, perwakilan ISNU Mojokerto Ghozali, serta jajaran kepala OPD dan instansi terkait.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bambang Purwanto menyampaikan, kegiatan ini diikuti oleh 366 peserta yang terdiri dari 270 Duta Genre Desa, Ketua TP PKK Kecamatan, Kasi Kemasyarakatan Kecamatan, Duta Genre Kabupaten, Insan Genre, Saka Kencana, dan para penyuluh KB.

"Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah penguatan Duta Genre Desa sebagai figur dan motivator dari kalangan remaja di tingkat desa yang akan membantu mensosialisasikan program Genre pada remaja dan masyarakat dalam rangka pencegahan stunting dari hulu melalui remaja serta meningkatkan partisipasi remaja pada kelompok pik remaja di masyarakat," ungkap Bambang.


Para peserta program unggulan Gerakan Percepatan Penurunan Stunting (Gercep Stunting) tahun 2025.-Foto : Dinas Kominfo Kabupaten Mojokerto-

Ia juga menjelaskan, kegiatan ini merupakan implementasi dari berbagai regulasi nasional seperti Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Perpres No. 72 Tahun 2021, dan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 Tahun 2021. Biaya kegiatan ini bersumber dari anggaran DAK Non Fisik Dinas P2KBP2 Tahun Anggaran 2025.

Sementara itu, Bupati yang biasa disapa Gus Barra menegaskan,  penanganan stunting tidak hanya dilihat dari sisi kesehatan saja, namun mencakup dimensi yang lebih luas.

"Stunting merupakan suatu kondisi yang bukan hanya terkait masalah gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga tentang dampak yang muncul pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Balita yang mengalami stunting berisiko menghadapi penurunan kemampuan kognitif, produktivitas, dan rentan terhadap penyakit tidak menular," jelasnya.

Gus Barra mengatakan untuk menekan stunting terdapat lima kelompok yang menjadi sasaran utama, yakni remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 0–59 bulan.

Untuk mendukung hal tersebut, Pemkab Mojokerto telah menggulirkan berbagai program unggulan, seperti bedah rumah untuk meningkatkan kelayakan hunian masyarakat miskin, dan susu Jumat sebagai upaya pemenuhan gizi anak sekolah.


Bupati Mojokerto Al Barra memberikan sambutan-Foto : Dinas Kominfo Kabupaten Mojokerto-

"Kita punya program bedah rumah. Di sini rumah-rumah yang tidak layak huni, ini memberikan sumbangsih terkait dengan statistik kemiskinan dan statistik stunting. Oleh karena itu, kita bedah rumah ini akan menyasar ribuan rumah yang tidak layak huni di Kabupaten Mojokerto," ujarnya.

Menurut Bupati Al Barra, kalau provinsi ada sekitar 22 ribu yang harus direnovasi atau dibangun menjadi rumah yang layak huni, tetapi data pemkab ada sekitar 15 ribu.

''Bedah rumah ini menjadi program kita sehingga itu juga menjadi faktor eksternal, faktor luar yang akan kemudian menurunkan angka stunting," tambahnya.

Kategori :