"Nilai kerukunan diarusutamakan dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan sosial," kata Ning Ita.
Tak berhenti di sana, Pemkot Mojokerto kini sedang mewujudkan sebuah kawasan rumah ibadah bersama seluas 1,5 hektare, yang akan menampung enam tempat ibadah untuk enam agama, termasuk klenteng.
“Ini akan menjadi monumen harmoni dan edukasi toleransi bagi generasi mendatang,” imbuhnya.
Dengan berbagai program inovatif tersebut, Ning Ita menegaskan bahwa Mojokerto bukan sekadar kota kecil, melainkan kota dengan "jiwa besar dan hati yang terbuka" untuk semua warganya.
“Kami ingin menjadi teladan, bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan kekuatan,” tutupnya.