Akhir September, Balita Stunting di Kota Mojokerto Tersisa 126 Anak

Rabu 01-11-2023,15:17 WIB
Editor : Elsa Fifajanti

Mojokerto, Mojokerto.disway.id – Angka stunting di Kota Mojokerto, jauh lebih rendah dari target nasional. Target nasional sebesar 4 persen sedangkan di kota Mojokerto angkanya mencapai 3, 12 persen sesuai data pada 2022. Bahkan pada akhir September 2023 data sesuai Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM sudah pada posos 2,26 persen atau sekitar 126 anak.

 

  Ning Ita sapaan akrab walikota Mojokerto, Rabu (1/11/2023) menegaskan,   mewujudkan zero new stunting adalah prioritas Pemkot Mojokerto serta untuk menyukseskan program nasional. Untuk   mewujudkan hal tersebut sudah dilakukan berbagai intervensi dengan memberikan pendampingan serta vitamin dan bantuan makanan yang diberikan kepada calon pengantin, ibu hamil sampai melahirkan.

 

‘’Tidak hanya melalui program-program pendampingan, bantuan makanan, bantuan vitamin tapi juga bagaimana alat-alat yang digunakan untuk mengukur bayi,  ini juga alat yang terstandar sesuai yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan,’’ jelas Ning Ita di hadapan kader Posyandu di ruang pertemuan Kelurahan Balongsari, saat acara simbolis penyerahan alat ukur Antropometri Kit.

 

  Antropometri Kit, kata Ning Ita merupakan alat ukur bayi yang sudah mendapat standardisasi dari Kementrian Kesehatan. Walikota memastikan sebanyak 170 posyandu se Kota Mojokerto   akan mendapatkan alat ukur tersebut.

''Se jak 2022 lalu sudah 44 posyandu yang mendapatkan alat ukur ini sedangkan sisanya akan mendapatkan secara bertahap akan diberikan tahun ini, yaitu untuk 106 posyandu pada tahap pertama dan 20 posyandu pada tahap kedua,’’ paparnya.

 

D engan digunakannya Antropometri Kit yang sesuai standar, Ning Ita berharap data yang disajikan terkait dengan jumlah balita stunting ini benar-benar data riil yang angkanya semakin hari semakin menurun.

 

“Ibu sedoyo para kader, alat yang baru ini adalah alat yang terstandarisasi dari Kemenkes, kita ikhtiarkan bersama-sama dengan alat ini bayi yang diukur semua datanya adalah data yang valid, sehingga nanti yang dilaporkan dinkes ke aplikasi EPPBGM itu datanya valid,” tegasnya.


Pada kesempatan itu,  Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) dr Farida Mariana menjelaskan, kegiatan yang digelar Dinkes kali ini mengkolaborasikan kegiatan penanganan dan pengendalian stunting dengan promosi kesehatan.



“Kami mengkolaborasikan penanganan dan pengendalian stunting dengan promosi kesehatan jantung bagi kader motivator di Kelurahan Balongsari serta edukasi bagaimana memberikan makanan sehat untuk anak kepada para kader motivator di Kelurahan Wates,” terangnya.

 

Farida mengungkapkan untuk pencegahan dan penanganan stunting salah satu yang harus diperhatikan adalah pemberian makanan yang double protein. Bagaimana menyajikan makanan yang double protein dengan biaya yang terjangkau namun juga digemari oleh anak-anak, seperti mengolah telur, daging ayam dan lele.

 

“Pada menu makanan duble protein ini untuk  sekali makan harus ada dua protein, seperti satu butir telur dan satu ekor lele,” pungkasnya. (*)

 

Kategori :