Di Pasar Keramat, Wamen PPPA dan Bupati Diwaduli tentang Lingkungan

Di Pasar Keramat, Wamen PPPA dan Bupati Diwaduli tentang Lingkungan

Yayasan Bambu Lingkungan Lestari Koordinator Mojokerto, Sahlan Junaedy menuturkan tentang Pasar Keramat, bambu dan wadul pemasaran kerajinan bambu oleh warga -andung - disway mojokerto-

Mojokerto, Disaymojokerto.id – Ada yang menarik dalam HUT ke 3 Pasar Keramat di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, yang dihadiri Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan, Minggu, 14 Desember 2025. Wamen PPPA tidak hanya melihat dan dialog dengan warga tentang Pasar Keramat, namun juga diwaduli tentang lingkungan, pemasaran hasil produksi bambu warga, dan sampah.

Di sela-sela kegiatan HUT ke 3 Pasar Keramat itu, Veronica Tan sempat dialog dengan warga yang mengisi kegiatan di Pasar Keramat. Warga yang kebanyakan perempuan - karena Pasar Keramat memang ekspresi peran perempuan dan mengangkat atau menghormati perempuan - menyampaikan banyak hal tentang Pasar Keramat

Ada 4 ibu-ibu yang berdialog langsung dengan Wamen PPPA yang saat itu didampingi Bupati Mojokerto dan jajaran. Usai makan bersama dengan menu tradisional di lokasi tersebut, para ibu itu menjelaskan mengenai keberadaan Pasar Keramat yang selama ini juga sudah mempengaruhi mengubah pola hidup dan kebiasaan warga.


Wamen PPPA dan Bupati dialog dengan ibu-ibu Pasar Keramat dan mendengar 'wadulan' tentang lingkungan di lokasi tersebut-andung - disway mojokerto-

‘’Kami bersyukur dengan adanya Pasar Keramat ini. Pasar Keramat ini sedikit banyak sudah mempengaruhi dan mengubah perilaku warga di sini. Juga meningkatkan perekonomian warga di sini melalui peran ibu-ibu,’’ katanya.

BACA JUGA:HUT ke 3 Pasar Keramat, Pacet, Bupati Mojokerto dan Wamen PPPA Penting Jaga Warisan Budaya

Betapa tidak, Pasar Keramat selama ini memang didesain sebagai area ekspresi ibu-ibu dan mengangkat serta menghormati peran ibu-ibu. Para suami yang dalam sehari-hari sebagai pelaku utama ekonomi dan sebagai tulang punggung keluarga, di Pasar Keramat ini mereka mendukung penuh kegiatan para istri.

Kalau para istri memasak dan menjual hasil masakan, maka para suami mendukungnya dengan membantu mencuci piring atau alat makan yang digunakan berjualan. ‘’Kalau sehari-hari kami yang membantu suami di belakang, sekarang ini di Pasar Keramat ini suami-suami kami mendukung dan membantu kami di belakang, membantu mencuci, membersihkan alat masak dan menyiapkan sarana,’’ ungkapnya.

Mendengar penjelasan itu Veronica Tan sangat bangga, gembira, juga bahagia. Karena dengan Pasar Keramat tersebut para wanita bisa menunjukkan kemampuannya. ‘’Ini ekspresi ibu-ibu yang juga bisa membantu suami dan suami membantu ibu-ibu dalam satu waktu. Ada komunikasi yang hidup dalam keluarga di Pasar Keramat ini,’’ tanggapnya.


Wamen PPPA dan Bupati Mojokerto memuji banner yang melarang warga membuang sampah di sungai-andung - disway mojokerto-

Ibu-ibu itu kemudian menyampaikan dan wadul beberapa hal yang ada di Pasar Keramat, mulai keberadaan Pasar Keramat yang memberi pengaruh positif kepada warga setempat sampai pembelajaran pemanfaatan bambu untuk warga. ‘’Kami sangat terbantu dan mendukung sekali Pasar Keramat di tempat ini. Banyak hal positif yang kami rasakan, mulai keberadaan rumpun bambu, pemberdayaan, pelatihan dan yang lain,’’ tuturnya.

BACA JUGA:105 Ton Limbah B3 di Pungging Mojokerto Akan Dibersihkan Sebelum Akhir Tahun

BACA JUGA:PT Telkom Indonesia Bayar Sewa Rumija Rp 13, 4 Miliar ke Pemkot Mojokerto, Sambungan Internet 'Hidup' Kembali

Disebutkan di lokasi Pasar Keramat juga dirasakan lebih baik dibanding sebelum ada kegiatan tersebut. Hanya saja ada hal yang juga menjadi sedikit ganjalan bagi ibu-ibu tersebut, yakni belum adanya tempat sampah di lokasi tersebut.

Mereka berharap segara ada tempat sampah sehingga warga bisa membuang sampah sesuai dengan jenisnya. ‘’Di sini kadang, karena tidak banyak tempat sampah, ada warga yang membungkus sampah lalu dibuangnya di tempat lain, di sembarang tempat,’’ tambahnya.

Warga setempat, juga sudah wanti-wanti agar tidak ada yang membuang sampah semabrangan, termasuk di sungai. Karena itu, di lokasi tersebut dipasang banner peringatan agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai.

Wamen PPPA, Veronica Tan, dan Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa memperhatikan dengan seksama pengaduan warga dan menyebutkan akan segera ada penanganan. ‘’Ini masukan juga. Nanti akan segera ada penanganan,’’ kata Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa seraya menyebutkan pihaknya sangat peduli terhadap sampah dan saat ini sedang aktif menangani masalah sampah dan lingkungan.

BACA JUGA:Pemkot Mojokerto Siapkan Wisata Petik Jeruk di TBM

BACA JUGA:Berkat Kencana Mojo Kota Mojokerto Masuk Top 45 Kovablik 2025

Di sisi lain, Yayasan Bambu Lingungan Lestari Koordinator Mojokerto, Sahlan Junaedy, menuturkan mengenai kebaradaan Pasar Keramat kepada Veronica Tan. Sahlan yang ditanya langsung oleh Wamen PPPA itu juga menuturkan berbagai hal mengenai kegiatan YBLL di Mojokerto, mulai dari pusat pembibitan bambu di Desa Mligi, Pacet, di Bukit Didik Chusnul Yakin, sampai keberadaan bambu di Mojokerto.

‘’Ada beberapa jeni bambu di Mojokerto, termasuk yang ada di tepi sungai. Biasanya yang di tepi sungai adalah jenis Bambu Ori yang mempunyai banyak ranting atau carang. Itu biasanya yang dikeluhkan masyarakat karena bamboo yang tumbuh tidak terawat di tepi sungai bisa hanhyut terbawa air kalua banjir dan menggerus tanah di bawahnya,’’ kata Sahlan.

Karena itu, agar keberadaan bambu itu tidak mengganggu dan tidak ikut hanyut terbawa arus air. Harus dirawat. ‘’Merawatnya dengan panen lestari, jadi ada jawal kapan panen sehingga bambu tidak tumbuh liar dan tidak terkendali,’’ tuturnya.

Sahlan juga memaparkan pembinaan masyarakat yang sudah menghasilkan beberapa karya seperti kursi dengan palapis bamboo yang sudah diolah dan dihaluskan dan anyaman bamboo. ‘’Kami lemah di pemasaran, karena itu kami mohon bantuan dan dukungan dan bantuan di bidang pemasaran,’’ tambahnya, yang langsung dijawab bupati akan segera ditindaklanjuti melalui disperindag serta akan ada audiensi tentang bambu.

BACA JUGA:Bocah 8 Tahun Ditemukan Tewas Tenggelam di Waduk Sidokerto Mojokerto

BACA JUGA:Dua Motor Milik Warga Perumahan di Mojokerto Raib Dicuri Komplotan Maling

Veronica Tan dan Gus Barra juga sempat melihat tempat pembibitan tanaman sayuran dan demplot di dekat lokasi itu. Di tempat itu, selain dipameri lading tampat bertanam cocok dengan beberapa jenis ubi, ibu-ibu juga minta dibantu pompa air agar tidak harus angkat air dari sungai yang ada di bawah lokasi demplot pembibitan tanaman tersebut, dan bupati menyanggupi membantu melalui kepala desa setempat.

Sumber: