Lestarikan Alam, Ecoton Bersama Masyarakat dan Pelajar Bentuk Laboratorium Sungai di Wonosalam

Lestarikan Alam, Ecoton Bersama Masyarakat dan Pelajar Bentuk Laboratorium Sungai di Wonosalam

Pelajar dan Kelompok peduli lingkungan saat melakukan penanaman di Sungai Gogor wonosalam. (Foto : Fio Atmaja)-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Dorong pelestarian lingkungan, Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) bersama Indonesia Power Grati Pasuruan, masyarakat Wonosalam, dan pelajar sekolah bentuk laboratorium sungai di Sungai Gogor Wonosalam, Kabupaten Jombang.

 

Hal itu dilakukan sebagai bentuk dari upaya menyikapi kondisi cuaca di beberapa daerah telah mengalami kemarau yang berkepanjangan akibat badai el-nino mengakibatkan kekeringan membuat curah hujan menjadi rendah, gagal panen, dan perubahan suhu semakin meningkat.

Ecoton mendorong partisipasi aktif masyarakat Wonosalam dalam menjaga lingkungan, khususnya ekosistem sungai dan hutan untuk mitigasi dampak akibat perubahan iklim. Laboratorium sungai hadir sebagai wujud dalam membentuk sinergitas warga, pelajar dan masyarakat.

Laboratorium sungai ini dibentuk dari terwujudnya Citizen Science Tourism yang merupakan ekowisata berbasis penelitian partisipatif masyarakat di kawasan DAS Brantas.

“Laboratorium sungai berfungsi untuk melakukan pemantauan kesehatan sungai, pengamatan keanekaragaman hayati, dan pembelajaran berbasis alam untuk memperdalam suatu fakta dan melatih keterampilan berfikir ilmiah dan mengembangkannya," ucap koordinator Citizen Science Ecoton, Amiruddin Muttaqin, Rabu (29/11/2023).

Selain itu, dengan adanya laboratorium tersebut diharapkan dapat memotivasi sekaligus mendukung aktivitas siswa maupun masyarakat dalam kegiatan belajar, melestarikan lingkungan dan mata air.


Plakat informasi pengetahuan tentang alam di Laboratorium Sungai Gogor Wonosalam. - Foto : Fio Atmaja-

Kegiatan peluncuran laboratorium Sungai tersebut disertai dengan penanaman pohon berkolaborasi dengan SMPN 1 Wonosalam dan beberapa kelompok peduli lingkungan di Wonosalam.

Beberapa jenis pohon di tanam meliputi durian lokal, saga, kepuh, namnaman, loa, jamu sekaligus pemasangan papan informasi edukatif terhadap pentingnya menanam pohon, keanekaragaman serangga, dan konservasi sungai.

Pelajar dan masyarakat diajak menanam pohon sebagai bentuk aksi nyata dalam melestarikan lingkungan dan mata air serta keanekaragaman hayati dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim hal itu juga bertepatan dengan rangkaian Hari Pohon Indonesia (HPM) jatuh pada 28 November 2023.

Salah satu Ketua RT 8/RW 7 Desa Wonosalam, Supono mengapresiasi dan mendukung adanya laboratorium sungai serta penanaman pohon.

"Upaya tersebut sangat bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem saat ini, mengingat kondisi Sungai Gogor debitnya semakin berkurang. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak baik pada sumber mata air kami manfaatkan sehari-hari," ungkapnya.

Sementara itu, Heni Wahyudi Kepala Sekolah SMPN 1 Wonosalam menambahkan bahwa semua mata pelajaran itu harus kontekstual, tidak hanya terkumpul di kelas saja. Tapi harus diaplikasikan di dunia nyata. (*)

Sumber:

b