HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Diduga Sambungannya, Struktur Bata Kuno Ditemukan di Dekat Situs Kumitir Mojokerto

Diduga Sambungannya, Struktur Bata Kuno Ditemukan di Dekat Situs Kumitir Mojokerto

Temuan struktur bata kuno di sisi selatan situs kumitir. -Foto : Fio Atmaja-

 

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Keberadaan Situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mampu menjawab dan membangkitkan ingatan pada sejarah Kerajaan Majapahit. Meski statusnya masih belum ada kepastian ekskavasi lanjutan namun baru - baru ini telah ditemukan struktur bata kuno di sisi selatan yang tak jauh dari Situs Kumitir.

 

 

Penemuan struktur bata kuno tersebut berawal dari penggalian sungai oleh eskavator untuk mengatasi banjir sering terjadi di sekitar Sungai belakang Situs Kumitir.

 

Juru pelihara Situs Kumitir, Abdul Kholiq, mengatakan bahwa ia menemukan tanda-tanda adanya struktur bata kuno masih tertutup tanah pada Senin (27/11/2023). Ia mengirimkan video penemuan tersebut ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur dan tim arkeolog.

 

“Saya sejak Minggu sudah menunggu di area penemuan namun baru hari Senin mulai terlihat jelas tanda – tanda ada penemuan struktur bata kuno. Akhirnya pada hari Rabu tim arkeolog BPK Wilayah XI Jawa Timur mengirim dua orang untuk meninjau dan benar ditemukan struktur bata kuno yang memanjang kurang lebih empat meter,” ujar Kholiq, Jum’at (1/12/2023).

 

Sementara itu, Albertus Agung Vidi Susanto, Pamong Budaya Ahli Pertama BPK Wilayah XI Jawa Timur, menambahkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan apakah struktur bata kuno tersebut merupakan sambungan dari Situs Kumitir atau tidak. Namun, ia menyebutkan bahwa struktur bata kuno tersebut identik dengan struktur pagar Situs Kumitir yang memiliki pilar sepanjang 140 cm.

 

“Struktur bata kuno tersebut memiliki orientasi memanjang timur barat, sama seperti orientasi struktur pagar utara Situs Kumitir,” katanya.

 

Sebelumnya Situs Kumitir ditemukan pada 20 Juni 2019, kemudian mulai diekskavasi (digali) pada Oktober 2019. Ekskavasi berhasil menyingkap adanya struktur talud. Lalu pada Agustus-September 2020, Situs Kumitir kembali diekskavasi, berangkat dari hipotesis keberadaan tempat pendharmaan untuk Mahesa Cempaka.

 

Dari hasil ekskavasi tahap kedua, muncul interpretasi bahwa Situs Kumitir merupakan bekas bangunan istana Raja (Bhre) Wengker. Interpretasi itu berdasarkan hasil ekskavasi tahap kedua yang dipadukan dengan keterangan naskah kuno, peta dan legenda zaman Belanda.


Situs Kumitir diyakini sebagai Istana Bhre Wengker. (Foto : Fio Atmaja)-Foto : Fio Atmaja-

 

Istana Bhre Wengker ditemukan di Kumitir berfungsi sebagai tempat persinggahan saat hendak menghadap raja maupun saat bertugas di Kota raja. Penguasa kerajaan Wengker bergelar Wijayarajasa tersebut merupakan suami dari Rani Daha. Dia merupakan menantu pendiri Majapahit, Raden Wijaya, sekaligus paman dari Hayam Wuruk.

 

Sebagai raja bawahan sekaligus kerabat bangsawan Majapahit, Bhre Wengker diyakini memiliki tempat persinggahan di lingkungan Kota raja.

 

Sedangkan ekskavasi tahap ketiga pada Maret 2021, kian memperkuat interpretasi sebelumnya, dimana Situs Kumitir sebagai jejak istana Bhre Wengker. Bahkan tim arkeologi menumukan tiga kerangka manusia di kedalaman tanah 60 cm.

 

Bangunan utama diyakini sebagai istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya, Dyah Wiyat atau Bhre Daha ditemukan di bagian timur Situs Kumitir. Yaitu tepat di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.

 

Sisa-sisa fondasi istana seluas 20x26 meter persegi itu terbuat dari bata merah kuno dan batu atau bolder. Struktur istana ini dikelilingi dinding persegi panjang dengan ukuran 316x203 meter. Dinding sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana.

 

Temuan itu setidaknya telah membangkitkan ingatan pada sejarah Kerajaan Majapahit, dimana kajian arkeolog terhadap Situs Kumitir mengerucut pada interpretasi bahwa struktur bangunan kuno di Kumitir merupakan salah satu istana untuk bangsawan di lingkungan Kota raja Majapahit.

Sumber:

b