Situs Sumur Upas di Mojokerto Simpan Misteri Jalan Rahasia Raja Majapahit
Dalam kompleks Candi Kedaton semuanya tertutup atap jadi tetap terjaga situsnya. -Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Situs Sumur Upas berada dalam satu kompleks dengan Candi Kedaton di Dukuh Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menyimpan banyak misteri. Konon, di situs ini terdapat jalan rahasia yang digunakan Raja Majapahit melarikan diri apabila diserang musuh.
Situs Sumur Upas berlokasi di tengah Candi Kedaton. Nama Sumur Upas berasal dari bahasa Jawa berarti racun. Menurut cerita rakyat, di dalam sumur ini terdapat uap mengandung racun dan ular-ular beracun. Warga sekitar kini menutup sumur tersebut agar tidak membahayakan.
Wartono (58), warga Desa Sentonorejo, menceritakan, dahulu Sumur Upas pernah dibuka salah seorang warga sekitar untuk difungsikan sumurnya. Namun, selang beberapa hari, warga satu desa terkena wabah penyakit.
“Warga percaya bahwa wabah itu disebabkan racun dari dalam sumur menyebar melalui udara. Sejak itu, Sumur Upas tidak pernah dibuka lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Juru Pelihara (Jupel) Candi Kedaton, Mi’in, mengatakan, saat ini banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang melihat bangunan Candi Kedaton. Bangunan Candi Kedaton ini memang sangat unik dan menarik untuk dipelajari.
“Para wisatawan banyak datang ke sini untuk melihat bangunan era Majapahit ini. Ada pelajar sampai mahasiswa datang ke sini untuk mempelajari bangunan Candi Kedaton ini. Dan juga ada wisatawan para spiritual datang ke sini untuk melakukan sembayang menurut kepercayaan mereka. Kami sangat terbuka bagi wisatawan. Yang penting tidak merusak bangunan sejarah ini,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan dari tulisan terpampang di lokasi, Situs Sumur Upas dan Candi Kedaton terdiri dari struktur telah dilindungi bangunan cungkup dan beberapa temuan struktur hasil penggalian dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 2010.
Pada cungkup Candi Kedaton terdiri dari Bangunan I merupakan Candi Kedaton, Bangunan II merupakan struktur Sumur Upas, dan kumpulan batu lepas terdiri dari batu dakon, umpak, ambang pintu dan lumpang.
Berdasarkan pola susunan tata ruang pada Candi Kedaton, diperkirakan Candi Kedaton berfungsi sebagai tamansari. Berdasarkan hasil penggalian yang dilakukan BP3 Jawa Timur (BPCB Jatim) pada saat pemugaran tahun anggaran 1995/1996 hingga 2003, ditemukan adanya lepa berwarna putih pada dinding struktur. Lepa tersebut dimaksutkan agar lebih kedap air.
Diperkirakan Candi Kedaton merupakan bangunan kaum bangsawan atau kerajaan sebagai pelengkap tamansari kerajaan Majapahit. Pembangunan tamansari di Candi Kedaton dilatarbelakangi konsep Mahameru sebagai simbol Makrokosmos.
Banyaknya karang-karang yang dijumpai pada dinding struktur tidak hanya berfungsi estetika kolam tetapi lebih ke simbol sebuah lautan sebagai simbol dunia (Makrokosmos).
Adanya lorong-lorong sempit pada tamansari di Candi Kedaton, diperkirakan sebagai sarana dalam menjalankan ritual “Tapa Kungkum”, seperti yang pernah dilakukan Dewi Anjani tapa kungkum dalam cerita Ramayana.
Pada pemugaran yang dilakukan tahun 1996, di atas bangunan I (Candi Kedaton) ditemukan sebuah nisan dan empat makam yang berisi empat kerangka. Lubang jenazah dibuat dengan menghancurkan susunan bata sehingga terbentuk lubang dan jenazah dimasukkan. Adanya temuan kerangka berbeda konteks dengan temuan sekitarnya menunjukkan bahwa situs ini mengalami fungsi berbeda dari masa sebelumnya.
Keberadaan Candi Kedaton sangat penting menelusuri pusat Kerajaan Majapahit karena sebuah kerajaan umumnya mempunyai taman di lingkungannya mampu mencerminkan kejayaan kerajaan tersebut. Situs Sumur Upas dan Candi Kedaton menjadi saksi bisu sejarah Majapahit yang masih menyimpan banyak misteri.
Bagi pengunjung hendak melihat Sumur Upas tidak ditarik biaya masuk, hanya mengisi buku tamu saja mereka bisa melihat Candi Kedaton dan Sumur Upas masih dalam kompleks. (*)
Sumber: