Puluhan Mahasiwa PMII Gruduk Kantor DLH Kota Mojokerto. Kecam Pengelolaan TPA Randegan yang Tak Maksimal
Puluhan mahasiswa PMII Cabang Mojokerto gelar aksi protes pengelolaan TPA Randegan yang dinilai tidak optimal-Fio Atmaja - Disway Mojokerto-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Puluhan mahasiswa PMII Cabang Mojokerto menggelar aksi di kantor DLH Kota Mojokerto, Senin, (29/1/2024). Mereka memprotes pengelolaan TPA Randegan yang dianggap tidak maksimal.
Puluhan mahasiswa itu berkumpul di depan kantor DLH Kota Mojokerto di Jl Raden Wijaya sambil membentang berbagai poster. Selain itu mereka juga menggelar orasi mengecam DLH yang dianggap tidak serius mengurus TPA Randegan.
‘’DLH Kota Mojokerto tidak serius mengelola TPA Randegan. Bau sampah sangat mengganggu warga,’’ teriak mereka salam orasinya.
Dorong pengelolaan sampah lebih optimal, mahasiswa PMII demo kantor DLH Kota Mojokerto-Fio Atmaja-Disway Mojokerto-
Menurut para mahasiswa, penanganan TPS3R di TPA Randegan juga dianggap gagal. Akibatnya terjadi penumpukan sampah yang menimbulkan polusi udara dan sangat menganggu.
Menurut Angga Dwiyan, Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi PMII Cabang Mojokerto, DLH tidak serius mengelola TPA Randegan di Jl Sekarputih, Kota Mojokerto. Semua jenis sampah menumpuk di TPA, sehingga rawan polusi, juga rawan bencana lain.
Sebagai catatan, pernah terjadi kebakaran di TPA Randegan. Dari laporan petugas Damkar, kebakaran pada musim kemarau tersebut akibat terbakarnya gas metana yang muncul akibat penumpukan berbagai jenis sampah.
Menurut mereka, penumpukan sampah itu terjadi karena DLH tidak becus menarapkan manajemen pengelolaan sampah. Harusnya, sampah dipilah mulai dari rumah tangga.
Selain itu perlu pengelolaan sampah diolah dwngan sistem reduce, reuse, recycle. Sehingga sampah yang dibuang di TPA sudah sangat berkurang, karena tinggal residu yang memang butuh penanganan khusus.
Menurut Angga, aksi mahasiswa yang tergabung dalam PMII itu sebagai reaksi atas pengelolaan sampah tidak berfungsi dengan baik. ‘’Kami mendorong agar pengelolaan bisa lebih baik lagi,’’ tuturnya.
Dalam aksi tersebut para mahasiswa menggelar berbagai poster mengecam kegagalan pengelolaan sampah. Spanduk daj poster itu diantara bertuliskan ‘Yang Tidak becus mengelola sampah lebih buruk sari sampah’, ‘Rakyat Sengsara Engkau Bahagia DLH’, dan beberapa poster lain.
Angga menyebutkan, pihaknya mendorong DLH menambah TPS3R. ‘’Bahkan membuat TPST yang memang tidak ada di Kota Mojokerto. Kemudian bisa dikelola dengan baik di TPA itu,’’ tandasnya.
Menanggapi aksi itu, Sekretaris DLH Kota Mojokerto, Dwi Agus Hariwibowo, menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya di TPA Randegan. Seperti penyemprotan cairan eco lindi untuk menetralisir bau sampah.
‘’Itu sudah kami lakukan juga setelah audiensi dengan adik-adik mahasiswa,’’ tuturnya.
Dwi Agus Harinowo mengakui upaya pembenahan belum sempurna dan perlu evaluasi lebih lanjut. Evaluasi terus dilakukan untuk mengatasi masalah seperti kebakaran tahun 2023 yang dipengaruhi oleh cuaca El Nino.
‘’Revitalisasi terkait TPA Randegan juga dalam proses,’’ jelasnya.
"Memang upaya kami belum sempurna. Tapi sudah mencapai titik yang diharapkan kementerian. Bahan tiap bulan sudah bisa mengurangi 5-7 persen sampah anorganik,’’ imbuhnya.
Perlu diketahui saat ini jumlah TPS3R di Kota Mojokerto ada 3, di Pulo, Magersari, dan Muria. Dalam satu hari TPA Randegan bisa menampung sampai 70-80 ton perhari. (*)
Sumber: