Kenaikan Harga Beras, Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto pada Februari 2024

Kenaikan Harga Beras,  Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto pada Februari 2024

Para pekerja saat melakukan pengemasan beras Bulog di Gudang Bulog Cabang Surabaya Selatan. -Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Kenaikan harga beras menjadi salah satu sebab terjadinya inflasi di Kabupaten Mojokerto sebesar 0,65 persen pada bulan Februari 2024

Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi mengatakan, inflasi tahunan dari Februari 2023 hingga Februari 2024 mencapai 3,15%, dengan inflasi kumulatif tahun kalender 2024 sebesar 0,61%.

Berbagai kelompok komoditas seperti makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, dan lainnya juga berkontribusi pada inflasi. 


Beras jadi penyumbang inflasi Kabupaten Mojokerto pada bulan Februari 2024.-Foto : Fio Atmaja-

 

“Tidak terdapat kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi pada bulan ini. Beras, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam kampung, dan rempela hati ayam menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi,” ucapnya, Selasa (5/3/2024).

Bambang menjelaskan, inflasi Kabupaten Mojokerto naik dari bulan Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. 

Kenaikan nilai inflasi terjadi di Kabupaten Mojokerto paling tinggi dipengaruhi kontribusi dari naiknya harga beras dikarenakan produksi cenderung menurun akibat perubahan iklim ekstrem yang menimpa Indonesia,” bebernya. 

Pemerintah Pusat juga menginformasikan bahwa konsumsi beras meningkat dalam setahun terakhir, dan bulan Januari serta Februari merupakan bulan di mana stok beras menurun, meskipun stok telah dipulihkan di beberapa tempat menunjukkan harga akan turun. 

Selain itu, dampak adanya pemilu mengakibatkan peningkatan belanja pemerintah terkait aktivitas sosial dan politik yang mana meningkatkan peredaran uang di masyarakat yang juga mendorong peningkatan permintaan sehingga terjadi kenaikan pada harga barang. 

“Namun dari sisi penjual, terdapat ketidakpastian stok akibat perubahan iklim yang menyebabkan ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran,” tambahnya.

Sedangkan komoditas penyumbang deflasi tertinggi diakibatkan karena turunnya harga bawang merah yang diindikasi akibat musim hujan yang berkepanjangan sehingga membuat kualitas bawang merah menurun. (*)

Sumber:

b