HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Miniatur Kereta Api Kunto Wijoyo, Hobi Jadi Cuan

Miniatur Kereta Api Kunto Wijoyo, Hobi Jadi Cuan

Kunto Wijaya drummer sekaligus anggota musik dari Band Sek4wan sukses raih omzet dari hobi Kereta miniatur. -(Foto : Fio Atmaja)-Fio Atmaja

Mojokerto, mojokerto.disway.id  - Kunto Wijoyo (44), warga Penarip Gang 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, memiliki hobi mengoleksi berbagai model kereta api dengan tipe dan fungsi beragam.

Kecintaannya terhadap dunia kereta api tidak lepas dari masa lalu, di mana ayahnya pernah menjabat sebagai Kepala Stasiun Mojokerto pada tahun 1980-an. Bahkan, ia dilahirkan di rumah dinas di sekitar Stasiun Mojokerto, yang turut memperkuat ikatan emosionalnya terhadap kereta api.

Di rumahnya banyak berbagai koleksi miniatur kereta api disusun rapi di dalam etalase kaca. Di sana, terlihat berbagai jenis kereta api dalam berbagai ukuran, warna, dan bentuk, mulai dari kereta api zaman kolonial Belanda hingga kereta rel listrik (KRL) buatan KAI Indonesia.

“Sejak kecil, saya memang memiliki ketertarikan pada kereta api. Lingkungan tempat tinggal saya saat itu juga dipengaruhi keberadaan kereta api, karena rumah dinas kami berada dekat dengan jalur rel kereta. Bahkan, ketika masih kecil, saya sering ikut ayah bekerja dan sering melihat kereta api dengan antusias,” ucapnya, Senin
(2/10/2023).

Menariknya, koleksi miniatur kereta api dipajang tersebut bukanlah hasil pembelian, melainkan hasil buatan sendiri.

Kunto menceritakan bahwa minatnya terhadap kereta api model dimulai sekitar tahun 2015 setelah melihat foto-foto miniatur kereta api di media sosial. Pada saat itu, ia sangat ingin membeli, namun keterbatasan finansial membuatnya tidak mampu untuk membeli.

“Harga satu gerbong kereta api model pada waktu itu cukup mahal, berkisar antara Rp 200 hingga 300 ribu,” bebernya.

Saat berkunjung ke Malang untuk menghadiri sebuah konser band, yang mana Kunto juga seorang anggota band, ia menyempatkan diri mengunjungi sebuah pameran miniatur kereta api dengan tenaga baterai. Meskipun hanya dapat melihat-lihat tanpa mampu membeli. Ia menyadari bahwa tidak memiliki cukup uang untuk itu.

“Setelah itu, saya mengetahui adanya kereta api model listrik. Saya kembali mengunjungi pameran tersebut dengan niat belajar membuatnya sendiri. Namun, saya mengalami penolakan karena ternyata cara pembuatan kereta api listrik berbeda dengan kereta api bertenaga baterai,” katanya.

Dikarenakan rasa keingintahuannya besar, ia dengan cerdik meminjam kereta api model milik seorang teman. Dengan tujuan untuk mempelajari lebih dalam, ia membongkar dan mengidentifikasi komponen-komponen digunakan dalam pembuatan kereta api model tersebut.

Sebagai seorang ayah memiliki dua anak, Kunto merasa tertantang untuk membuat sendiri kereta api model. Dengan menggunakan pipa paralon dan akrilik, ia mencoba membuat bodi kereta. Namun, karena belum memiliki peralatan cukup, ia meminta bantuan tukang potong dekat rumahnya untuk memotong dan membentuk material tersebut.

Kereta api pertama dibuat yakni gerbong kereta angkutan milik PT Pupuk Sriwijaya. Mengingat ia belajar secara otodidak, kegagalan hal  tak terhindarkan. Namun, Kunto tidak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha untuk menyelesaikan dan memperbaiki keretanya.

“Setelalah saya posting hasil karya buatan pertama saya, ternyata mendapatkan banyak respon positif dari orang-orang. Hal ini membuatnya semakin termotivasi untuk terus memproduksi kereta api model. Hingga saat ini, saya masih aktif dalam memproduksi dan memasarkan koleksi kereta api buatan tangan saya sendiri,” ujarnya.

Seiring waktu berjalan, Kunto mulai meninggalkan penggunaan roda dan komponen bekas. Ia memutuskan untuk mengimpor langsung roda dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Keahliannya dalam membuat miniatur kereta api semakin berkembang, dan ia telah berhasil menciptakan ratusan jenis miniatur diminati berbagai instansi di Indonesia.

Bahkan, Kereta buatannya telah menerima pesanan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Selain menggunakan mesin analog, ia juga mengembangkan miniatur dengan sistem digital.

Kunto telah menghasilkan berbagai jenis kereta api dengan kode-kode khusus yang beroperasi di Jawa dan Sumatra. Terdapat kereta api dengan kode angkutan digunakan untuk mengangkut batu bara dan kayu.
 
Ada pula kereta api dengan kode sarana khusus yang digunakan untuk keperluan hospitality, medis, rescue, perpustakaan, dan pos. Selain itu, ia juga menciptakan kereta api dengan kode inspeksi yang sering digunakan pejabat untuk melakukan kunjungan ke berbagai daerah.

Harga satu gerbong kereta api dibandrol mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 700 ribu. Ketika membeli rangkaian gerbong, harga masih dihitung per gerbong, bukan dalam paket.

Dalam memasarkan miniatur kereta api buatannya, ia memanfaatkan platform digital dan media sosial. Namun, ia menyadari bahwa pasar untuk miniatur kereta api ini sangat tersegmentasi, dengan mayoritas pembeli orang yang benar-benar mencintai dan memiliki hobi terhadap kereta api.

Melalui bisnis miniatur kereta api ini, ia mampu menghasilkan omzet bulanan hingga mencapai Rp 12 juta. Dari jumlah tersebut, ia dapat memperoleh keuntungan sekitar 40 persen. Selain pembuatan miniatur, ia juga menyediakan jasa servis dan pembuatan diorama perlintasan kereta api.

Setiap desain diorama disesuaikan dengan keinginan para pelanggan. Harga ditawarkan cukup tinggi, berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta, tergantung pada bahan digunakan.

Sumber:

b