banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Mengenal Petani Kampung Lele di Kota Mojokerto yang Sukses Gunakan Bioflok

Mengenal Petani Kampung Lele di Kota Mojokerto yang Sukses Gunakan Bioflok

Totok Winaryo ketua kelompok Wahyu Lele 2 sebagai Pioner penggerak Kampung Lele.- (Foto : Fio Atmaja)-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Budidaya lele biasanya dilakukan individu, namun di Lingkungan Karanglo, Gang 1/32, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, terdapat sebuah kampung lele mengubah konsep budidaya ikan ini.

Totok Winaryo (46), seorang mantan kuli bangunan, berhasil menjadi pelopor dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) dikenal sebagai "Wahyu Lele 2". Mereka menggunakan sistem kolam bioflok terbuat dari terpal untuk  budidaya lele.

Awal memulai usaha ini secara mandiri pada Agustus 2022 setelah mengikuti sejumlah pelatihan budidaya lele. Atas Keberanian dan keinginan mencoba menjadi kunci keberhasilannya.

"Setelah ikut Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di dinas pertanian dan pelatihan di Jombang, saya akhirnya memutuskan mengambil inisiatif sendiri," ucap Totok, Kamis (5/10/2023).

Awalnya, ia hanya memiliki tiga kolam lele di halaman rumahnya dengan modal sekitar Rp3.000.000. Setiap kolam berisikan sekitar 5.000 bibit lele dengan ukuran kolam 56 Centimeter.

Melalui pengalaman dan upayanya, ia berhasil membawa 13 anggota kelompoknya dalam usaha ini, sehingga total ada 42 bioflok aktif saat ini.

Meskipun memberi pakan pada lele terbilang mudah, menurutnya ada sebuah trik khusus. Setiap tiga hari sekali, jumlah pakan pelet diberikan harus ditambah hingga masa panen tiba.

"Misalnya, dalam tiga hari pertama setelah bibit lele ditebar di bioflok, hanya dibutuhkan 3 ons pelet, dengan pemberian 1 ons di pagi hari, 1 ons di sore hari, dan 1 ons lagi di malam hari. Namun, jumlahnya akan bertambah seiring dengan pertumbuhan lele, bahkan bisa mencapai puluhan kilogram per hari," katanya.

Selain itu, kondisi air juga harus terpantau angka pH nya dan kejernihan air setiap hari di setiap kolam. Hal ini penting karena kedua faktor tersebut memengaruhi pertumbuhan lele.

"Setiap harinya, saya melakukan monitoring dan grading (penilaian) agar lele yang dihasilkan mencapai ukuran maksimal dan memiliki kualitas yang baik," tambahnya.

Hasil budidaya lele di "Wahyu Lele 2" dijual ke tengkulak dengan harga Rp 18.000 per kilogram, atau Rp 21.000 per kilogram untuk warga yang ingin membelinya langsung dari kelompok budidaya tersebut.

Kampung lele digagas Totok dan anggota kelompoknya telah mendapatkan perhatian dari Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari. Pada bulan Februari 2023, kampung ini diresmikan menjadi "kampung lele".

Sumber:

b