Korban Pencabulan di Mojokerto Dapat Pendampingan Psikologis dari Tim DP2KBP2
Kasus pencabulan anak di Mojokerto dapat pendampingan dari DP2KBP2. -(Foto : Fio Atmaja)-
Mojokerto, mojokerto.disway.id - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto telah mengambil tindakan memberikan pendampingan psikologis kepada korban pencabulan dilakukan ayah kandungnya sendiri di Mojokerto.
Korban diketahui seorang anak berusia 14 tahun yang dihamili ayah kandungnya sendiri di Kecamatan Trowulan. Saat ini kandungan korban sudah 6 bulan.
Kepala Bidang Perlindungan Anak DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, Ani Widyastuti, menjelaskan bahwa korban inisial N (14), telah menerima pendampingan dari petugas DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto. Tim pendampingan tersebut melakukan pendampingan di rumah nenek dari almarhum ibu korban.
"Awalnya kami tahu dari media, namun kami cek ke Polres memang benar ada kasus pencabulan. Selanjutnya, Selasa (3/10/2023) kami langsung datang ke rumah korban dan melakukan asesmen psikologis terhadap korban," terang Ani, Jum'at (6/10/2023).
Ani mengatakan, pihaknya telah menerjunkan seorang psikolog dari DP2KBP2 serta psikolog dari kementerian sosial. "Bukan hanya psikolog namun psikiater juga kami libatkan," ucapnya.
Baca Juga: Cabuli Anak Kandungnya Hingga Hamil 6 Bulan, Ayah di Mojokerto Dibui
Saat ini, N tinggal bersama neneknya setelah ibunya meninggal dunia. Ani menekankan bahwa pendampingan psikologis akan terus diberikan secara berkelanjutan untuk membantu korban dalam proses pemulihan dari trauma yang dialaminya.
"Anak ini telah berhenti sekolah, namun saat ini dia dapat mengikuti pendidikan daring. Selama masa kehamilannya, sebelumnya N tetap bersekolah namun kadang-kadang hadir di sekolah dan kadang-kadang tidak," katanya.
Ani menambahkan bahwa lingkungan sekitar telah memberikan dukungan dan mendukung penguatan mental korban, karena masa depan anak ini masih panjang.
"harapannya agar kasus semacam ini tidak terulang dan bahwa DP2KBP2 akan melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah untuk mendorong pelaporan jika terjadi kasus serupa," tandasnya.
Sumber: