Hadiri Saresehan Budaya, Dahlan Iskan Ajak Jalani Hidup Tidak ‘Kemrungsung’
Dahlan Iskan bersama Punggawa Bimasakti grup menjelang Saresehan Budaya Peradaban Nusantara dalam Lingkaran Cincin Api PAsifik-Panitia Saresehan Budaya - Bimasakti Farm for Disway Mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Saresehan Budaya di Bimasakti Farm di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Jumat 6 September 2024, terasa beda. Selain ada Dahlan Iskan, founder Disway News Network yang berbagi pengalaman kehidupan, ada juga dosen dan ahli Geologi ITS, Dr Amin Widodo, M.Si.
Dengan tema Peradaban Nusantara dalam Lingkaran Cincin Api Pasifik itu diadakan Yayasan Bimasakti. Hadir pula dalam acara itu para budayawan dari Mojokerto, Pasuruan, Lamongan, dan daerah lain di Jawa Timur.
Saresehan Budaya Peradaban Nusantara dalam Lingkaran Cincin Api Pasifik di Bimasakti Farm, di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Dahlan Iskan mengajak hidup tidak 'kemrungsung'-Panitia Saresehan - Bimasakti Farm for Disway Mojokerto-
Uniknya, acara dibuka menggunakan Bahasa Jawa.Dahlan Iskan yang diberi kesempatan menyampaikan pandangannya tentang saresehan budaya, juga menggunakan Bahasa Jawa dalam menyampaikan pandangannya.
Saat ini, katanya, banyak perubahan dalam perilaku kehidupan manusia, termasuk perubahan yang dialami selama ini. ‘’Saat ini saya lebih banyak menikmati kehidupan yang tenang, seperti panjenengan semua yang ada di sini,’’ katanya.
BACA JUGA:Peringati HUT ke-76 Polwan, Personel Polres Mojokerto Kibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Pundak
Tidak lagi ‘kemrungsung’ seperti ketika masih menjalani kehidupan waktu dahulu. Dahlan kemudian menceritakan tentang kehidupan yang dijalani puluhan tahun lalu. ‘’Saat itu kehidupan yang saya jalani, siang jadi malam, malam jadi siang. Dan ada di pikiran hanya uang dan uang. Begitu bertahun-tahun,’’ tuturnya.
Dahlan Iskan dalam Saresehan Budaya di Bimasakti Farm, Desa Claket, Kecamatan Claket menuturkan pengalaman kehidupan yang dialami dan mengajak hidup tidak 'kemrungsung'-Panitia Saresehan Budaya - Bimasakti Farm for Disway Mojokerto-
Kehidupan yang disebut dengan ‘kemrungsung’ itu ternyata memberikan dampak yang buruk bagi kesehatannya. ‘’Saya mendapat ujian yang sangat berat. Hati saya terkena kanker, stadium 4,’’ tambahnya.
Bahkan dokter sudah memvonis umurnya hanya tinggal 6 bulan. Dahlan pun menerima dengan lapang dada kondisi tersebut. Namun dia tidak menyerah dan menanyakan kepada dokter apa yang bisa dilakukan agar usianya bisa lebih dari 6 bulan. ‘’Dokter mengatakan harus ganti hati,’’ tuturnya lagi.
Dahlan pun menceritakan pengalamannya ganti hati hingga mendapat donor hati seoranh yang masih berusia 20 tahun. Kemudian usai operasi ganti hati, esoknya dia bisa bangun dan mengucapkan syukur karena masih diberi kesempatan menjalani kehidupan. ‘’Itu kejadiannya sudah 17 tahun yang lalu, sudah jauh dari 6 bulan seperti yang divonis dokter,’’ sahutnya.
BACA JUGA:DPRD Kabupaten Mojokerto Tetapkan Fraksi Periode 2024-2029, Ini Daftarnya
Dari kejadian itulah, Dahlan kemudian memikirkan tentang kehidupannya. ‘’Saya bertanya dalam hati, apa yang saya cari dalam kehidupan ini. Setelah divonis usia tinggal 6 bulan dan ternyata diberi kesempatan ke 2 dalam kehidupan,’’ paparnya.
Peserta Saresehan Budaya Peradaban Nusantara dalam Lingkaran Cincin Api Pasifik di Bimasakti Farm, mengikuti saresehan dengan gayeng-Panitia Saresehan Budaya - Bimasakti Farm for Disway Mojokerto-
Sumber: