KPU Kota Mojokerto Simulasi Coblosan, Antisipasi Potensi Kesalahan
Peserta simulasi coblosan di Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, saat memasukkan surat suara-andung - disway mojokerto-
Setelah nama dipanggil, peserta menuju meja KPPS dan mendapat surat suara, kemudian menuju tempat pencoblosan. Setelah selesai mencoblos, surat suara dimasukkan ke kotak suara, kemudian menuju meja untuk mencelup tangannya di tinta yang sudah disediakan.
KPPS dan warga yang ikut hadir dalam simulasi coblosan di Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto-andung - disway mojokerto-
Dalam simulasi juga digambarkan ada peserta yang salah mencoblos dan meminta tukar surat suara. Pada saat itu petugas membuatkan berita acara dan memberikan surat suara pengganti kepada peserta.
Sementara itu, relawan pemantau pemilu dari Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI), Elsa Fifajanti, yang hadir dalam simulasi tersebut mengatakan, pihaknya ikut memantau pelaksanaan pemilu untuk melihat sejauh mana pemilu dilaksanakan. ‘’Apakah sesuai dengan PKPU atau terjadi penyimpangan. Dari pemanggilan peserta, sampai penghitungan suara,’’ katanya.
BACA JUGA:Paslon Nomor 2 Boikot Debat Publik Ketiga Pilwali Mojokerto 2024, KPU Tegaskan Debat Tetap Digelar
Posisi semua pihak yang terlibat dalam proses pemilihan umum juga harus sesuai dengan aturan. Termasuk ketika penghitungan suara, yang harus memperhatikan berbagai hal, mulai dari posisi papan penghitungan suara yang harus dilihat dengan jelas oleh para saksi dan pemantau, sampai pengeras suara yang harus bisa didengar dengan jelas.
‘’Jangan sampai ada kesalahan yang bisa memicu terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, karena bisa saja terjadi kekeliruan yang bisa berakibat fatal,’’ tuturnya.
Dia juga menyebutkan peristiwa yang terjadi pada pemilu tahun sebelumnya saat ada peserta yang melakukan pencoblosan 2 kali. ‘’Dia melakukan pencoblosan 2 kali karena selain mencoblos sendiri, ia juga mewakili istrinya yang sakit dan tidak bisa hadir di TPS. Saat itu akhirnya dilakukan pencoblosan ulang, dengan konsekuensi jumlah warga yang datang tidak sebanyak saat pemungutan suara semula,’’ tuturnya.
Karena itu, pada simulasi tersebut pihaknya datang untuk memantau tahapan-tahapan yang dilakukan oleh KPU, dan KPPS, apakah sudah sesuai dengan PKPU, atau ada perubahan.
Sumber: