speedcash banner
ACI OJOL BANNER
banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Selama Tahun 2024, 244 Sapi Terjangkit PMK, 16 Ekor Diantaranya Mati

 Selama Tahun  2024, 244 Sapi Terjangkit PMK, 16 Ekor  Diantaranya Mati

Ratusan sapi di Mojokerto terjangkit PMK. -Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto mencatat sepanjang Desember 2024, sebanyak 244 sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Akibat penyakit tersebut ada 16 sapi mati. 

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah menjelaskan, pada bulan November 2024 ada laporan penularan PMK di Kabupaten Mojokerto, namun kembali merebak pada bulan Desember 2024

"Peternak beli sapi baru di pasar kemudian menular ke sapi lainnya," terangnya kepada Disway Mojokerto, Jumat, 3 Januari 2024. 

Sepanjang Desember, 244 sapi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Mojokerto terjangkit PMK. Tertinggi di Kecamatan Kutorejo mencapai 58 sapi, dan disusul Pacet 33 ekor sapi. 


Ratusan sapi di Kabupaten Mojokerto terjangkit PMK-Foto : Fio Atmaja-

"Perkembangan hari ini tidak ada kenaikan cuman ada penambahan tingkat kesembuhan, namun ada daerah belum melaporkan yakni Kecamatan Ngoro," bebernya. 

Menurutnya, sumber penularan terbesar kasus PMK karena dapat menyebar melalui udara dan benda-benda yang terkontaminasi. 

Selain itu, faktor cuaca yakni curah hujan yang tinggi juga disebut memicu penyebaran virus PMK sehingga kasus PMK pada ternak di Kabupaten Mojokerto kembali meningkat lagi.

“Kalau cuaca ekstrem hewan mudah stres dan daya tahan tubuh menurun, secara otomatis kalau daya tahan tubuh menurun mudah terserang penyakit. Apalagi hujan terus menerus. Karena matahari kurang sehingga kuman lebih cepat menyebar. Kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan,” ujarnya.

BACA JUGA:Akhir tahun 2024, dan Awal 2025 Stok Darah di PMI Kota Mojokerto Aman

BACA JUGA:Data Kecelakaan Lalu Lintas 2024 di Kota Mojokerto Turun 3,77 Persen

PMK ditandai dengan gejala air liur berlebihan atau hipersalivasi dan luka-luka pada kaki sapi. Sejauh ini, lanjut Tutik, pihaknya sebatas memberi pengobatan dan vitamin terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK. Sebab belum ada alokasi vaksin dari pemerintah pusat.

Pengobatan diberikan berupa antibiotik, analgesik dan antipiretik. Para peternak juga diberi disinfektan untuk disemprotkan ke kandang mereka. Penyemprotan disinfektan untuk membunuh virus penyebab PMK.


sumber penularan terbesar kasus PMK karena dapat menyebar melalui udara dan benda-benda yang terkontaminasi. -Foto : Fio Atmaja-

Sumber:

b