Fenomena Tagar #Kaburajadulu Menjadi Tantangan Ekonomi di Indonesia.

Jumlah sebaran diaspora Indonesia-Foto : tangkapan layar X / Twitter-
“Walau gajimu medioker, kayak sindiran orang2 di sini, yang mengejar kaburajadulu itu menggejar gaji ratusan juta. Coba kerja dan tinggal di negara yang pemerintahnya beneran kerja, dan rasakan kualitas hidup yang lebih baik.Tidak akan menyesal,” ucap @primawansatrio di platform X
Tren #KaburAjaDulu yang juga ramai di Instagram-Foto : tangkapan layar X / Twitter-
Beberapa dampak jangka panjang jika tren #KaburAjaDulu ini banyak yang terealisasikan terhadap ekonomi Indonesia :
- Kehilangan talenta muda, karena hilangnya tenaga kerja muda dan produktif dapat menyebabkan penurunan produktivitas nasional, di mana banyak industri mengandalkan tenaga muda, seperti teknologi, starup, dan manufaktur sehingga mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber daya manusia berkualitas.
- Penurunan konsumsi domestik, karena migrasi kaum muda dapat menurunkan daya beli di dalam negeri, terutama di sektor properti, ritel dan hiburan.
- Pengangguran terselubung, dalam jangka panjang, fenomena ini dapat memicu pengangguran terselubung dalam negeri.
BACA JUGA:Meski Kepala Daerah Dilantik di Jakarta, 150 Petugas Gabungan Jaga Kantor Pemkab Mojokerto
BACA JUGA:Jam Belajar Siswa di Kota Mojokerto Selama Bulan Ramadan di Pangkas
Terdapat beberapa faktor pendorong #KaburAjaDulu
- Frustasi karena kondisi ekonomi di Indonesia, sehingga sulit mencari pekerjaan, rendahnya upah, namun biaya hidup semakin tinggi, hingga kesenjangan sosial menjadi pemicu utama. Stagnasi Upah yang diiringi dengan melemahnya ekonomi menciptakan tekanan ekonomi signifikan.
- Kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang kontroversial memicu keresahan masyarakat. Undang – Undang (UU) cipta kerja yang diharapkan menjadi lapangan kerja, justru dianggap merugikan pekerja dengan sistem kontrak yang tidak menentu.
Oleh karena itu, ketidakmampuan menciptakan kondisi sosial ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh warga negara.
Kegagalan mengatasi kesenjangan, korupsi dan ketidakpastian ekonomi hanya akan memperburuk brain drain dan mengancam daya saing bangsa di masa depan.
Sumber: