Fenomena Tagar #Kaburajadulu Menjadi Tantangan Ekonomi di Indonesia.

Jumlah sebaran diaspora Indonesia-Foto : tangkapan layar X / Twitter-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Media sosial diramaikan dengan tagar #KaburAjaDulu yang mencerminkan meningkatnya keinginan sebagian masyarakat Indonesia untuk mencari peluang di luar negeri.
Dengan tagar ini menjadi populer yang awalnya dipicu oleh beberapa faktor seperti kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah, kondisi sosial ekonomi, PHK massal, dan terbatasnya lapangan kerja di Indonesia.
Tren #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di berbagai media sosial, khususnya TikTok dan X (Twitter).
Hal ini berkaitan dengan fenomena Brain Drain yaitu migrasi tenaga kerja terampil ke negara lain demi kualitas hidup dan karier yang lebih baik.
Tren ini berisi saran dari berbagai diaspora Indonesia di luar negeri (sekelompok orang yang tinggal di luar negeri, tetapi masih memiliki ikatan dengan negara asalnya) yang mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak mereka bekerja di negara lain.
Banyaknya masyarakat yang mengungkapkan keinginan untuk pindah ke luar negeri.
“Amat sangat menyarankan jika ada yang dapat kesempatan buat ke luar negeri yah mending ke luar. Serius,” ujar @walikonten melalui komentar salah satu postingan @cretivox
Tagar #KaburAjaDulu ini bermula sebagai ruang diskusi mengenai peluang kerja dan beasiswa di luar negeri, serta beberapa tips adaptasi budaya hidup di luar negeri.
Beberapa cuitan di media sosial-Foto : tangkapan layar X / Twitter-
Namun, seiring berjalannya waktu, tagar ini berubah menjadi wadah ekspresi kekecewaan terhadap masalah domestik seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, terbatasnya lapangan kerja, beban pajak, hingga bertambahnya kasus korupsi.
Hal ini mendorong generasi muda mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
“Tamparan keras buat saya pribadi dan para ayah yang membuat Indonesia terkenal sebagai ‘Fatherless country’ saat kerja di Indo, bisa make time sama anak hanya 2 – 3 jam sehari, setelah #KaburAjaDulu bisa main sama anak 7 – 8 jam sehari,” kata @girikuncoro di platform X
Fenomena #KaburAjaDulu menimbulkan kekhawatiran akan potensi kekurangan sumber daya manusa unggul di Indonesia, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan investasi dan meningkatkan kesenjangan sosial.
Pemerintah disarankan untuk segera meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan dukungan kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, dan mendorong partisipasi generasi muda dalam pengambilan keputusan.
Sumber: