Rangkaian Perayaan Waisak 2025, Pengambilan Api Dharma Mrapen Simbol Kebangkitan dan Pencerahan

Pengambilan api abadi dari Mrapen Grobogan sebagai rangkaian peringatan Waisak-Foto : Humas Kemenag RI-
Grobogan, diswaymojokerto.id - Rangkaian kegiatan puncak Perayaan Tri Suci Waisak 2569 B.E Tahun 2025 yang akan dipusatkan di Candi Borobudur, diawali dengan pengambilan Api Dharma dari Sumber Api Alam Mrapen Desa Manggar Mas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, pada Sabtu 10 Mei 2025.
Mengutip dari websiten Kemenag RI disebutkan bahwa, prosesi pengambilan api dilakukan kurang lebih pukul 12.00 WIB oleh para bhikkhu sangha, perwakilan beberapa majelis umat Buddha, perwakilan dari Kementerian Agama, TNI, Polri, perwakilan pemerintah setempat dan beberapa instansi terkait.
Sebelum acara pengambilan Api Dharma, prosesi diawali dengan penyalaan lilin panca warna serta pembacaan paritta suci dari masing-masing majelis.
Ada beberapa diantaranya majelis Sangha Theravada Dhamayut Indonesia, MBMI, Palpung, ZFZ Kasogatan, Sangha Mahayana Indonesia, dan Martrisia.
BACA JUGA:Hasil 16 Besar Liga 4 Nasional, PS Mojokerto Putra Sukses Taklukkan Persibat Batang 2 - 1
BACA JUGA:Dalam Sepekan, Polda Jatim Ungkap 224 Kasus Premanisme
Perwakilan dari Bhikku Sangha, Bhante Subhacaro menjelaskan, penggunaan Api Dharma Mrapen dalam kegiatan Waisak merupakan hal yang rutin dilakukan sebagai simbol kebangkitan dan pencerahan.
Melalui api ini, diharapkan ada spirit kuat untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat buruk dan membangkitkan jiwa-jiwa yang baik.
"Setelah berhasil mengendalikan itu semua diharapkan bisa membangkitkan jiwa-jiwa yang baik untuk membangkitkan kesadaran kita untuk mengikis keserakahan, kebodohan dan kebencian,'' terangnya.
Menurut Bhante Subhacaro, jika ini terlaksana maka wujud kesejatian akan muncul dan akhirnya pula dapat mengembangkan cinta kasih, kasih sayang dan bisa mewujudkan perdamaian dunia.
Menurut Bhante, perdamaian dunia bisa terwujud jika rasa cinta kasih terus dikembangkan. Sebab jika sifat lobha bisa berkurang maka otomatis perasaan-perasaan kepada semua makhluk akan timbul.
Sebaliknya jika yang dikembangkan adalah keserakahan maka akan memicu sifat keserakahan bahkan peperangan.
"Ini sesungguhnya makna api sebagai wujud dari perdamaian. Ada pengendalian diri dan juga kasih sayang," tandasnya.
Dengan demikian melalui semangat Api Dharma, umat juga diharapkan memiliki tekad kuat untuk membangkitkan sifat-sifat baik dan memacu semangat dalam mengarungi kehidupan.
Sumber: