Candi Jolotundo Mojokerto Akan Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional

Menteri Kebudayaan RI saat mengunjungi Candi Jolotundo, Trawas, Mojokerto-Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Petirtaan Jolotundo atau Candi Jolotundo terletak di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, segera ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat nasional. Hal ini disampaikan langsung Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, saat meninjau situs tersebut pada Selasa, 10 Juni 2025.
“Candi Jolotundo sebelumnya berstatus sebagai cagar budaya tingkat provinsi. Kini akan ditingkatkan menjadi cagar budaya nasional karena nilai sejarah, budaya, dan arkeologinya,” ujarnya kepada wartawan.
Menurutnya, situs ini merupakan petirtaan kuno yang sangat penting dalam khazanah arkeologi Nusantara. Berdasarkan prasasti dan batu relief yang ada, Candi Jolotundo dibangun pada tahun 877 Saka atau akhir abad ke-9 Masehi.
Menteri Kebudayaan RI bersama Wali Kota Mojokerto saat meninjau Petirtaan Jolotundo-Foto : Fio Atmaja-
“Ini peninggalan luar biasa yang bertahan hingga kini. Airnya sangat jernih dan kandungan mineralnya terbukti sangat tinggi menurut penelitian,” bebernya.
Ia menambahkan, kawasan Gunung Penanggungan atau Pawitra diyakini menyimpan ratusan situs arkeologi lain yang belum tergali.
BACA JUGA:Hujan Deras, Sebagian Wilayah Kelurahan Meri dan Gunung Gedangan, Kota Mojokerto, Terdampak
BACA JUGA:Hujan Deras Tengah Malam, 2 Dusun di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar Banjir
Cagar budaya ini perlu dijaga bersama agar terus bisa dilindungi dan dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai amanat undang-undang baik itu undang - undang cagar budaya maupun kemajuan kebudayaan.
“Dari hasil teknologi LiDAR, terdeteksi banyak anomali yang diduga merupakan bagian dari situs-situs lain. Ini membuka peluang penelitian lanjutan oleh BRIN, akademisi, dan masyarakat,” pungkasnya.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, saat meninjau situs Jolotundo pada Selasa, 10 Juni 2025. -Foto : Fio Atmaja-
Berdasarkan data dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Candi Jolotundo merupakan struktur petirtaan berbahan batu andesit yang berada di kawasan Perhutani KPH Pasuruan, dengan luas lahan mencapai 3.019,75 m². Petirtaan ini erat kaitannya dengan konsep tirtha atau air suci dalam kepercayaan masyarakat masa lampau.
Sumber: