Pulorejo, Wates dan Sentanan Dinobatkan Sebagai Kelurahan Pelaksana Gotong Royong Terbaik

Pulorejo, Wates dan Sentanan Dinobatkan Sebagai Kelurahan Pelaksana Gotong Royong Terbaik

Tiga kelurahan, Pulorejo, Wates dan Sentanan menyabet juara dalam lomba gotong royong pada BBGRM ke 22 di Kota Mojokerto-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-

Mojokerto, diswaymojokerto.id – Tiga kelurahan di Kota Mojokerto dinyatakan sebagai pemenang lomba dalam Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Ke-22 di Kota Mojokerto. Masing-masing kelurahan tersebut adalah Pulorejo, Wates dan Sentanan. 

Juara I Pelaksana Gotong Royong Terbaik diraih oleh Kelurahan Pulorejo, Juara II Kelurahan Wates, sementara Juara III Kelurahan Sentanan. Masing-masing juara memperoleh trofi dan uang pembinaan.

Pengumuman pemenang tersebut disampaikan saat acara puncak peringatakan BBGRM ke 22 di Kota Mojokerto, Rabu 25 Juni 2025, di Sabha Kridatama, Rumah Rakyat. 

Dalam momen ini, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menegaskan,  BBGRM bukan sekadar agenda tahunan biasa, melainkan momentum penting untuk kembali menyalakan api semangat gotong royong sebagai identitas bangsa.


Puncak peringatan BBGRM ke 22 di Kota Mojokerto-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-

“BBGRM bukan seremoni belaka. Ini adalah panggilan untuk kembali pada nilai-nilai luhur yang menjadi warisan nenek moyang kita, khususnya semangat gotong royong yang telah menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat sejak masa Majapahit,” tegas Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita 

Ia menyebut, sejarah budaya gotong royong telah mengakar kuat sejak era Majapahit. Nilai ini bukan hanya bertahan, tetapi berkembang dan tetap relevan hingga kini, menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa dalam keberagaman.

BACA JUGA:MPP Gajah Mada, SIMOJO, Masyarakat, dan Operator

“Sebagaimana diajarkan Empu Tantular dalam Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan bukanlah penghalang, tetapi justru ladang subur bagi tumbuhnya persatuan. Dan gotong royong adalah fondasi sosial yang menyatukan kita semua,” jelasnya.


Tamu undangan pada puncak acara peringatan BBGRM ke 22 di Kota Mojokerto-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-

Ning Ita menegaskan, gotong royong bukan hanya soal kerja bakti atau kegiatan fisik, melainkan sebuah modal sosial yang mampu menggerakkan pembangunan, menyelesaikan persoalan bersama, dan mempererat hubungan antarmasyarakat dari berbagai latar belakang.

Melalui peringatan BBGRM ke-22 ini, ia mengajak seluruh masyarakat Kota Mojokerto untuk menyalakan kembali semangat kolektif, dari tingkat lingkungan, RT/RW, hingga kelurahan dan kota.

BACA JUGA:Kejari Kota Mojokerto Tetapkan 7 Tersangka Korupsi Proyek Kapal Majapahit, Kerugian Negara Capai Rp1,9 Miliar

“Kita jadikan peringatan ini sebagai titik balik untuk memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya saling membantu, saling mendukung, dan membangun Kota Mojokerto bersama-sama,” tambahnya.

Sumber:

b