Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia

Tumbuhkan Budaya Literasi, Sekelompok Pemuda Mojosari Gelar Perpustakaan Jalanan

Tumbuhkan Budaya Literasi, Sekelompok Pemuda Mojosari Gelar Perpustakaan Jalanan

Potret pengunjung perpustakaan jalanan.-Foto : Satriya Al Fauzi Magang-

Mojokerto, diswaymojokerto.id - Sekelompok pemuda Mojosari menggelar perpustakaan jalanan di halaman Stadion Gajah Mada Mojosari.  Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari Minggu untuk menumbuhkan literasi masyarakat sekitar. 

Buku-buku yang disuguhkan cukup beragam. Ada novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, majalah anak-anak, hingga buku-buku self improvement.

Kegiatan ini sudah dimulai sejak 2023, namun sempat mandek satu tahun karena para relawan sedang disibukkan oleh kuliah. 

"Kita juga kan punya kesibukan yang lain, Mas, jadi ya harus pinter-pinter nyempetin waktu,” ucap Aby Dzarin (20) salah satu penggagas, 24 Agustus 2025.


Pengunjung perpustakaan jalanan.-Foto : Satriya Al Fauzi Magang-

Alasan dipilihnya halaman Stadion Gajah Mada Mojosari sebagai tempat menggelar perpustakaan jalanan adalah karena di sana banyak orang-orang yang sedang berolahraga atau sekadar berjalan santai, terutama di hari Minggu. 

“Stadion Gajah Mada setiap Minggu ramai mas, banyak yang jogging, barangkali setelah jogging pingin istirahat sambil baca buku kan bisa,” ucap Aby

Aby juga memaparkan kendala yang selama ini dialami ketika menggelar perpustakaan, yakni perihal kelengkapan buku-buku. 

BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi di Diskominfo Kabupaten Mojokerto Senilai Miliaran Kini Mulai di Usut Polisi

BACA JUGA:2.669 , Peserta dengan Berbagai Kostum Ikuti Lomba Gerak Jalan Pemkot Mojokerto

"Terkadang ada pengunjung yang nanya buku yang ngga kami punya, dari sana kami evaluasi untuk berusaha mencari buku yang dibutuhkan pengunjung," sambung Aby.


Buku-buku yang disediakan di perpustakaan jalanan.-Foto : Satriya Al Fauzi Magang-

Ia berharap, dengan kegiatan ini, masyarakat, khususnya masyarakat Mojosari, bisa bersahabat dengan buku-buku, sebab selama ini ada semacam stereotipe bahwa kegiatan membaca buku hanyalah untuk orang-orang berpendidikan.

 

Sumber:

b