Kolaborasi Ubaya dan UM Surabaya Perkuat Daya Saing Keripik Produksi Trawas Mojokerto

Mojokerto, diswaymojokerto.id - Keripik, salah satu ikon kuliner khas Indonesia. Makanan ringan yang terlihat sederhana namun menyimpan potensi bisnis yang besar. Dengan cita rasa yang unik dan beragam, keripik menjadi favorit masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Keripik khas Indonesia seperti keripik ubi jalar, keripik singkong, keripik pisau, keripik tempe, dan keripik lainnya dikenal lezat dan mudah ditemukan di berbagai daerah.
Keripik telah menjadi bagian dari budaya kuliner sebuah daerah. Potensi bisnis usaha keripik cukup menjanjikan. Di Kabupaten Mojokerto banyak pelaku usaha, terutama UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), menjadikan keripik sebagai produk andalan.
Salah satu kunci keberhasilan bisnis ini adalah melakukan inovasi dalam rasa, kemasan, dan pemasaran agar keripik bisa menjangkau pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional.
Upaya ini berangkat dari kondisi hasil produksi pertanian atau tanaman yang melimpah tidak selalu memberikan keuntungan. Sebagai contoh saat panen raya ubi jalar di Desa Selotapak Kecamatan Trawas yang merupakan salah satu sentra penghasil ubi jalar di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Berbagai camilan kripik dari Trawas Mojokerto-Foto : Humas Ubaya-
Ubi jalar menjadi salah satu produk pertanian khas yang dibudidayakan hampir semua petani. Hasil panen ubi jalar sangat melimpah, namun sebagian besar dijual mentah atau tanpa ada pengolahan.
Saat panen raya ubi jalar terjual dengan harga yang sangat murah. Pernah dibeli dengan harga sangat rendah sekitar Rp 500-1500/kg. Pada beberapa kasus dibiarkan begitu saja di sawah, tidak dipanen. Proses memanen memerlukan biaya. Ubaya bersama melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Desa Selopapak Kecamatan Trawas sudah melakukan upaya mengolah ubi jalar menjadi camilan keripik.
Untuk mendukung pengembangan UMKM keripik di Kabupaten Mojokerto, terutama di Desa Selotapak Kecamatan Trawas, Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat.
Tim pelaksana yang terdiri dari Gunawan, Argo Hadi Kusumo, dan Ruth Chrisnasari dari Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Moh. Arif Batutah dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Program pengabdian ini menggandeng mitra UD Aneka Camilan Hari Jaya (HJ) di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, yang merupakan UMKM produsen keripik berbahan baku lokal seperti pisang, singkong, dan ubi jalar.
Tim Ubaya dan UM Surabaya melakukan kolaborasi untuk meningkatkan produksi keripik buatan warga Trawas Mojokerto-Foto : Humas Ubaya-
Program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan penerapan skema Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) 2025 yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (dirjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berhasil memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha kecil di Kabupaten Mojokerto.
Dalam pelaksanaan program, tim menghadirkan dan menerapkan sejumlah inovasi teknologi tepat guna meliputi mesin perajang multi fungsi, mesin spinner pengurang minyak, serta penggorengan kapasitas besar.
Teknologi tersebut memungkinkan mitra untuk meningkatkan produktivitas, sekaligus menjaga kualitas produk. Pemilik usaha UD Aneka Camilan Hari Jaya (HJ), Hariyanto, menyampaikan bahwa hasil perajangan menjadi lebih baik dan kapasitas produksi meningkat signifikan setelah penggunaan peralatan baru.
Hasil rajangan kripik singkong-Foto : Humas Ubaya-
Program ini juga mendapat apresiasi dari Kepala Desa Selotapak, Agus Sugiono yang terlibat aktif mendukung program yang dilaksanakan Ubaya dan UM Surabaya di desanya. Program tersebut selaras dengan upaya peningkatan ekonomi warga melalui pengembangan potensi lokal hasil pertanian Desa Selotapak.
”Upaya ini sangat mendukung Desa Selotapak Kecamatan Trawas mendayagunakan hasil pertanian sebagai unggulan bersama potensi wisata yang sekarang berkembang sangat pesat. Bisa dikatakan bahwa produk unggulan daerah yang dikembangkan ini mengacu pada produk olahan dari pisang, singkong, dan ubi jalar yang melimpah dan destinasi wisata unggulan berbasis pada sumber daya setempat”, ujarnya
Banyak manfaat yang didapat oleh UMKM dan Desa Selotapak secara umum. Ada pelatihan, pendampingan manajemen, dan penerapan teknologi tepat guna mesin perajang multi fungsi, mesin spinner pengurang minyak, serta penggorengan kapasitas besar.
''Masyarakat kami banyak belajar tentang sistem, teknologi produksi, manajemen usaha yang baik dan benar. Hal ini sangat berguna dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan UMKM dalam mengembangkan usahanya. Kami berharap program ini terus berkelanjutan,” tutur Agus Sugiono.
Sementara itu, Utomo, Manajer Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Universitas Surabaya, menegaskan kembali pentingnya kolaborasi perguruan tinggi dengan pelaku UMKM sebagai bentuk nyata kontribusi akademisi bagi pemberdayaan masyarakat.
“Program ini juga diharapkan bisa memperkuat posisi Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto sebagai daerah wisata kuliner yang mengusung produk unggulan lokal,” pungkas Utomo”
Sumber: