Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia

Teknologi LiDAR dan Georadar Dioptimalkan untuk Ungkap Peninggalan Majapahit di Wilayah KCBN Trowulan

Teknologi LiDAR dan Georadar Dioptimalkan untuk Ungkap Peninggalan Majapahit di Wilayah KCBN Trowulan

Candi Bajang Ratu salah satu candi berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan.-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Pencarian peninggalan Kerajaan Majapahit di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan kini menggunakan teknologi modern berupa Light Detection and Ranging (LiDAR) dan Georadar. 

Teknologi ini diharapkan mampu mengungkap jejak peninggalan yang selama ini belum terungkap di area KCBN kurang lebih seluas lebih dari 13 ribu hektare.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI, Endah Budi Heryani mengatakan, Kementerian Kebudayaan RI telah memberikan arahan terkait pemanfaatan hasil pemindaian LiDAR. 

“Seluruh area KCBN sudah dipetakan selama lima hari. Saat ini kami menunggu hasil data untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti,” jelasnya, Senin, 22 September 2025. 

BACA JUGA:Kebab DW, Jajanan Malam Strategis di Desa Pandanarum Pacet

BACA JUGA:Pemkot Mojokerto Gelar Pelatihan Olahan Makanan Berbasis Kedelai

Menurutnya, Kementerian Kebudayaan RI juga menggandeng Dewan Pimpinan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melalui program CSR untuk mendukung riset di Trowulan. 

“Sejauh ini belum ada temuan langsung karena data LiDAR masih harus diolah lebih lanjut agar bisa diinterpretasikan,” ujarnya.

Selain LiDAR, tim dari ITS telah melakukan uji coba teknologi Geolistrik, Georadar, dan Geomagnet di tiga situs, yakni Candi Bajang Ratu, Klinterejo, dan Sentonorejo. 


Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon (tengah). -Foto : Fio Atmaja-

"Dari uji coba tersebut ditemukan sejumlah anomali di bawah tanah yang berpotensi menunjukkan adanya struktur tersembunyi. Kami tinggal menindaklanjuti hasil tersebut," tambahnya. 

Sementara itu, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon  menegaskan, penggunaan teknologi ini akan menjadi dasar dalam pemetaan serta pengambilan kebijakan. 

“LiDAR dan geolistrik akan dikombinasikan untuk melihat pola struktur peninggalan. Dari situ dapat diambil langkah revitalisasi maupun pemugaran,” tegasnya.

BACA JUGA:Warga Pacet Mojokerto Serbu Pasar Murah, Harga Sembako Jauh di Bawah HET

Sumber:

b