Bupati Ikfina Hadiri Peluncuran Health Provider Ajinomoto
Bupati Ikfina saat launching Health Provider PT Ajinomoto. -foto/kominfo pemkab Mojokerto-
Mojokerto, mojokerto.disway.id - Demi menunjang kesehatan manusia dan lingkungan, PT Ajinomoto Indonesia meluncurkan 'Health Provider', di pabrik PT Ajinomoto Indonesia di Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Rabu (1/11/2023).
Seremonial acara itu dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof Muhammad Rizal Martua Damanik, Deputi Direktur Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Achmad Taufik, dan Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia Shinichi Matsumoto.
“Kami ciptakan yang bermakna untuk kesehatan manusia, kesehatan bumi dan kesehatan masyarakat. Produk-produk kami dan semua aktivitas untuk keberlanjutan Indonesia,” kata Presdir Ajinomoto, Shinichi Matsumoto di lokasi launching, Rabu (1/11) sore.
Matsumoto juga menjelaskan, PT Ajinomoto Indonesia tidak hanya fokus pada nilai ekonomi, akan tetapi juga berupaya untuk menciptakan nilai sosial, keberlanjutan sumber daya, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut didukung dengan adanya 2 hal yang ditargetkan PT Ajinomoto Indonesia di tahun 2030. Pertama, Health Provider for Human Being yang menangani bidang kesehatan masyarakat. Yakni, untuk membantu memperpanjang harapan hidup sehat 1 miliar orang di dunia.
Kedua, Health Provider for Earth untuk mengurangi hingga 50 persen dampak aktivitas industri terhadap lingkungan. Dalam mendukung hal tersebut, PT Ajinomoto Indonesia telah mengganti beberapa produknya yang menggunakan kemasan plastik dengan kertas. Selain itu, konversi bahan bakar mesin boiler dari batu bara ke biomassa untuk mengurangi emisi CO2 atau gas rumah kaca.
"Kami juga mengganti bahan bakar boiler dari batu bara dengan biomassa untuk kebijakan masalah polusi udara," jelasnya.
Terkait pengganti bahan bakar dari batu bara dengan biomassa, Direktur Ajinomoto Indonesia Samsul Bakhri menjelaskan, pabrik Ajinomoto telah mengubah steam boiler yang selama ini menggunakan batu bara menjadi biomassa seperti pelet kayu, sawdust (serbuk kayu) maupun cangkang sawit (palm kernel shells).
"Kami ingin menunjukkan bahwa kita peduli dengan lingkungan, apalagi lingkungan menjadi isu global. Tentu saja ini harus menjadi concern kita sehingga kita menuju ke arah transformasi menuju industri hijau,” jelasnya.
Samsul juga mengatakan, kapasitas biomassa yang dibutuhkan untuk steam boiler sekitar 130 - 150 ton/hari. Selain itu, steam boiler dengan menggunakan bahan bakar biomassa akan menghasilkan sekitar 30 ton/jam steam atau uap.
“Penggunaan biomassa di pabrik kami akan menurunkan emisi karbon yang saat ini sudah ditekan sampai 36%. Ke depan, kita juga akan menurunkan lagi emisi dari mesin-mesin kita yang lain sehingga harapannya pada 2030 Ajinomoto bisa menurunkan emisi hingga 60%,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini PT Ajinomoto Indonesia sedang mempelajari aturan dan teknisnya untuk menggarap potensi industri hijau dalam bursa karbon (carbon trading) di IDX Carbon.
“Kemenperin menyampaikan bahwa sebenarnya ada potensi bagi Ajinomoto untuk mendapatkan pulsa karbon. Kami akan koordinasi dengan mereka untuk prosedurnya, kalau kita bisa mengikutinya, ada kemungkinan kita akan terlibat di dalamnya. Termasuk apakah kredit karbon akan diatribusikan ke Jepang atau di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Ikfina juga sangat mengapresiasi atas gebrakan program yang dicanangkan PT Ajinomoto Indonesia dalam mewujudkan industri ramah lingkungan atau Green Industry.
Baca Juga: Guru Kabupaten Mojokerto Ikrar Netralitas Pemilu Dipimpin Bupati Ikfina
Ia berharap PT Ajinomoto Indonesia dapat menjadi contoh perusahaan lain dalam upaya melestarikan lingkungan hidup dengan mengurangi emisi karbon.
"Kami berharap nanti akan bisa menjadikan Ajinomoto sebagai model semuanya. Ini target jelas semuanya dari tahun ke tahunnya sudah ada angkanya keluar apa yang nanti hasil yang didapatkan dari upaya yang dilakukan Ajinomoto dalam hal pelestarian lingkungan hidup, pengurangan emisi karbon, kemudian tidak menghasilkan barang sisa atau sampah," pungkasnya.
Sumber: