HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Gubernur Khofifah: Jatim Jadi Lumbung Nasional Empat Tahun Berturut-turut

Gubernur Khofifah: Jatim Jadi Lumbung Nasional  Empat Tahun Berturut-turut

Gubernur Khofifah melaksanakan panen raya padi di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (1/11/2023)-Humas Pemprov Jatim-

Gubernur Khofifah: Jatim Jadi Lumbung Nasional  Empat Tahun Berturut-turut

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa hingga tahun 2023 Jatim tetap mengukuhkan posisinya sebagai Lumbung Pangan Nasional. 

Berdasarkan angka sementara produksi padi dari Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 kembali menjadi produsen padi terbesar nasional. Capaian ini berhasil dicapai Jatim selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2020. 

Hal ini disampaikan saat Gubernur Jawa Timur Khofifah  melaksanakan panen raya padi di lahan pertanian Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (1/11/2023). 

Bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, jajaran forkopimda Kab. Tuban dan OPD Pemprov Jatim, Gubernur Khofifah memanen padi jenis Inpari 50  di lahan sawah seluas 380 Ha dengan produksi rata-rata 11 ton Gabah Kering Panen (GKP).

"Angka sementara produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton GKG atau setara beras sebesar 5,538 juta ton. Angka produksi ini lebih tinggi 64,9 ribu ton GKG dibandingkan angka tetap produksi tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG. Capaian ini menjadikan Jatim produsen padi tertinggi selama 4 tahun berturut-turut," terangnya.

"Dimana, luas panen padi di Jatim tahun 2023 mencapai sekitar 1,685 juta hektar," imbuhnya. 

Khofifah menambahkan, saat ini Jatim tidak hanya menyuplai kebutuhan Jatim melainkan mulai September 2023 Jatim turut menyuplai Sulawesi Selatan, Riau, dan Babel selain 16 provinsi Indonesia Timur yang memang hampir 80% telah disuplai Jatim . 

"Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan lumbung pangan yang mampu mencukupi kebutuhan mayarakatnya, juga menyangga kebutuhan pangan di provinsi-provinsi lainnya," terangnya.

"Dan kita semua tahu bahwa beras memiliki nilai strategis karena beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga sektor pertanian yang 

didalamnya terdapat industri perberasan memiliki pengaruh besar dalam bidang ekonomi," lanjutnya.

Secara khusus, Gubernur Khofifah memuji kesadaran kolektif petani dalam mengelola lahan sawah pertanian padi ini. Pasalnya para petani di sana menggunakan pupuk organik. Yang mana penggunaan pupuk organik ini sangat bermanfaat dalam memberikan multiplayer effect seperti pengurangan operational cost dalam  pengelolaan lahan sawah. 

"Ini sudah panen keempat. Kami sudah menekankan penggunaan pupuk organik ke banyak tempat dan biasanya produksinya naik turun. Tapi di sini naik dari yang sebelumnya 7 ton menjadi 11 sampai 12 ton," katanya. 

Selain itu, Khofifah juga mengapresiasi metode penjualan yang menggunakan sistem lelang. Ia menjelaskan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen adalah sebesar Rp 5.000 tetapi di sini melalui sistem lelang yang sudah berjalan 4 tahun harga GKP bisa diatas tujuh ribu per kilogram.

Sumber:

b