Jelang Pemilu 2024, Antusiasme Pemilih Pemula Tentukan Pilihannya

Sabtu 03-02-2024,16:29 WIB
Reporter : Eno
Editor : Eno

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Para pemilih pemula atau Gen Z sangat antusias  untuk menyalurkan hak suaranya pada Pilpres dan Pileg 2024. Namun kebanyakan mereka masih kebingungan untuk menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) serta wakil rakyat yang ideal.

Kebingunan ini terjadi karena banyak informasi dari pemberitaan sosok capres-cawapres maupun wakil rakyat dari media massa maupun media sosial yang  beragam.

"Saya bingung dan bimbang, dengan berbagai berita yang tersaji di media sosial memudahkan hoax dan berita benar tercampur. Propaganda pun mempengaruhi cara saya berfikir dalam menentukan pilihan capres-cawapres untuk pemilu tahun ini," ujar Yusya Safaras Rizkillah, siswa salah satu SMA di Jombang saat ditemui di kedai, Kamis (1/2/2024).


Yusya Safaras Rizkillah siswa SMA di Jombang-Aji-

Berkat Edukasi Konten Kreator

Sebagai pemilih pemula, Yusya awalnya mengaku acuh tak acuh terhadap Pemilu 2024. Untungnya banyaknya konten kreator yang memberikan edukasi untuk menjadi pemilih yang kritis terhadap pilihannya.

"Semenjak saat itu saya mulai mencari fakta berdasarkan data resmi dari akun atau website masing-masing capres-cawapres,” aku ABG 18 tahun itu.

Baca juga: Gen Z di Mojokerto bakal Jadi Lumbung Suara Baru di Pemilu 2024

Soal kriteria capres-cawapres pilihannya, Yusya mengungkapkan  calon pemimpin yang mengedepankan demokrasi seperti kebebasan berpendapat dan mengkritik pemerintah. Selain itu, pemimpin harus berattitude baik, mengayomi masyarakat.

Yusya juga menilai kualitas capres-cawapres dari debat yang diselenggarakan KPU. Seorang presiden harus memiliki kemampuan bahasa inggris yang mumpuni. Karena presiden akan berinteraksi dengan berbagai negara. 

"Seperti pertemuan bilateral, multiteral, sidang PBB agar Indonesia bukan hanya menyimak namun menjadi orang yang didengar dan disegani di dunia," tegasnya.

Jadi Pemilih yang Cerdas

Pemilih pemula lainnya, Sandy yang juga menerima banyak informasi sosok capres-capres maupun calon wakil rakyat. Karena itu, mengharuskan dia menjadi pemilih yang cerdas. Salah satu yang dilakukan memfilter informasi yang dia terima untuk memilah antara berita hoax atau fakta. 

"Banyaknya isu-isu serta track record yang bagus maupun kelam dari masing-masing capres dan cawapres menjadi pertimbangan bagi saya. Sebelum saya memilih, saya akan memfilter berita semaksimal mungkin, agar tidak termakan hoax," jelasnya.


Yusri, mahasiswa Universitas Islam Majapahit Mojokerto (UNIM) -Faries Naufal Akbar-

Kategori :