Masjid Jami Ki Buyut Lankay Mojokerto, Keunikan Menara Tunggal di Tengah Masjid

Jumat 15-03-2024,16:36 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Eno

Mojokerto,, mojokerto.disway.id - Masjid Jami Ki Buyut Lankay terletak di Dusun Gampang, Desa Sumbertebu, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto mempunyai arsitektur yang unik lantaran mempunyai menara tunggal di tengah.

Bangunan masjid ini memiliki cerita unik dalam pembangunannya. Berdasarkan cerita, arsitektur Masjid Jami Ki Buyut Lankay berkembang menjadi bentuk yang tidak biasa karena adanya kebetulan. Ki Buyut Lankay, seorang sesepuh desa, berperan penting dalam pembangunan masjid ini.

Menurut Takmir Masjid Ki Buyut Lankay, Sutikno, kawasan tempat masjid berdiri dulunya merupakan hutan lebat. Pada abad ke-19, seorang punggawa Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dari penjajah Belanda masuk ke daerah tersebut.

"Dulunya, wilayah ini hutan yang dibabat Ki Buyut Lankay, seorang sesepuh di desa ini. Makam beliau terletak tak jauh dari masjid ini," katanya, Jumat (15/3/2024).

Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1997, ketika seorang pengusaha pupuk, H. Toifin, menjadi donatur tunggal pembangunan. Awalnya, desain masjid mirip dengan bangunan masjid pada umumnya, dengan kubah sebagai ciri khasnya.

Namun, H. Toifin mendapatkan petunjuk dalam mimpi dari Ki Buyut Lankay untuk menambahkan sebuah menara pada bangunan masjid tersebut.

"Setelah mendapat petunjuk tersebut, ia memutuskan untuk menggabungkan petunjuk tersebut ke dalam perubahan desain," jelasnya.

Akhirnya, bangunan masjid dengan menara setinggi 50 meter dari atap masjid dan luas 10×10 meter di tengah masjid berhasil dibangun pada tahun 2000. Untuk luas bangunan masjid 25×25 meter di atas lahan 40×50 meter.

Menara tersebut terdiri dari tiga tingkat, masing-masing dilengkapi dengan tangga dan tutup dari bata dengan ventilasi.


Masjid Jami Ki Buyut Lankay di Bangsal Mojokerto. -Fio Atmaja-

Sedangkan material digunakan menara dari bahan seng dilapisi baja. Namun seiring berjalannya waktu, secara kasatmata menara tersebut tampak kusam.

“Kalau perawatan memang lumayan sulit. Selain karena tingginya, di dalam menara juga akhirnya jadi sarang beberapa hewan karena lama tidak dirawat,” tambahnya.

Menurutnya, keunikan bentuk masjid ini seringkali menarik perhatian dan membuat orang penasaran. 

"Jemaah yang datang untuk salat selalu bertanya-tanya mengenai keberadaan menara tersebut," tukasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait