Panen Padi di Mojokerto Tahun 2023 Seluas 53,46 Ribu Hektare dengan Produksi 302.39 Ribu Ton

Rabu 17-04-2024,16:47 WIB
Reporter : Fio Atmaja
Editor : Eno

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto merilis pada 2023, luas panen padi mencapai sekitar 53,46 ribu hektare dengan produksi padi sebesar 302,89 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG).

Kepala BPS Kabupaten Mojokerto Dwi Yuhenny menjelaskan, luas panen padi di Kabupaten Mojokerto berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 53,46 ribu hektare.


Luas panen Februari−April 2024 adalah angka potensi. Perbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angka. (Foto : Dok. BPS Kabupaten Mojokerto).-Dok. BPS Kabupaten Mojokerto-

"Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,06 ribu hektare (8,23 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 49,40 ribu hektare," terangnya, Rabu (17/4/2024).

Baca Juga:Jelang Panen Raya, Petani Mojokerto Keluhkan Harga Gabah Anjlok di Tengah Mahalnya Beras

Sedangkan puncak panen padi pada tahun 2023 selaras dengan 2022 yaitu terjadi pada bulan April. Luas panen padi pada April 2023 adalah sebesar 8,26 ribu hektare, sedangkan pada April 2022 luas panen padi mencapai 11,31 ribu hektare.

"Untuk luas panen padi pada Januari 2024 mencapai 0,93 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan seluas 19,12 ribu hektare," katanya.

Henny menambahkan, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 20,05 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 2,54 ribu hektare (11,23 persen).

"Angka tersebut diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 yang sebesar 22,59 ribu hektare," imbuhnya.

Penggunaan metode KSA sudah sejak 2018, BPS telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 

(BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung  menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca Juga:Harga Beras Premium di Kota Mojokerto Berangsur-angsur Turun

Selain itu penyempurnaan penghitungan luas panen dengan metode KSA juga bekerjasama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan 

Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG)."KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari 

LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi," bebernya. (*)

Kategori :