Mojokerto, mojokerto.disway.id - Musim kemarau berkepanjangan membuat Kolam Segaran, kolam raksasa peninggalan Kerajaan Majapahit di Dusun Unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto, nyaris kering. Kondisi ini justru menjadi berkah bagi para pencari ikan datang dari sekitar Mojokerto.
Kolam ini memiliki luas 375 x 175 meter persegi dan dikelilingi dinding bata merah kuno ini surut hingga hanya menyisakan dua kubangan di sudut utara dan timur. Dasar kolam berupa tanah dan lumpur terlihat jelas dan ditumbuhi lumut dan rumput.
Pencari ikan memamerkan ikan hasil tangkapannya-Fio Atmaja-
Mereka memanfaatkan kesempatan untuk menangkap ikan air tawar yang tersisa di kubangan air dengan menggunakan jala atau meraba-raba dengan tangan. Mereka biasa berburu ikan di sini sejak pagi hingga sore hari.
Salah satu pencari ikan Parto (55), warga Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Mojokerto. Ia mengatakan bahwa sudah lama mencari ikan di Kolam Segaran, bahkan sebelum kolam ini surut. Ia biasa menangkap ikan jenis Louhan, mujair, Tombro dengan ukuran 3-4 jari orang dewasa.
“Saya cari ikan di sini (Kolam Segaran) sudah lama, bahkan sebelum kolam ini surut. Proses pencarian ikan harus diraba – raba, soalnya ikan sembunyi di dalam lumpur. Kalau tidak diraba-raba tidak bisa ditangkap hanya dengan jala,” ujar Parto, Sabtu (21/10/2023).
Baca Juga: Candi Kesiman Tengah, Situs Peninggalan Majapahit Berdiri Kokoh di Lahan Persawahan
Setiap harinya, Parto mampu menangkap 5-10 Kg ikan air. Mayoritas ikan yang ia tangkap jenis Mujair sukuran 3-4 jari orang dewasa. Hasil tangkapan tersebut kemudian dijual kepada tetangga dan desa sebelah dengan cara berkeliling.
“Bisanya saya jual seharga Rp 10 ribu untuk 8 ekor ikan dalam kondisi sudah bersih, terkadang juga dikonsumsi sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru Pelihara Kolam Segaran, Supali (53), menjelaskan bahwa air di kolam peninggalan Kerajaan Majapahit ini surut sejak dua bulan lalu. Secara bertahap air kolam surut hingga kini menyisakan dua kubangan di sudut utara dan timur.
“Setiap tahun ketika musim kemarau selalu kering seperti ini. Karena sumber airnya dari hujan saja,” ucapnya.
Kolam tersebut mempunyai dua saluran sebagai akses masuk air dari persawahan di sekitarnya. Pertama, saluran di sudut tenggara Kolam Segaran yang mengalirkan air dari saluran irigasi persawahan warga.
Kedua, saluran di bawah tanah di sudut barat daya Kolam Segaran yang menjadi akses masuk air dari Balong Bunder sekitar 100 meter di selatan kolam.
“Air masuk ke Kolam Segaran melalui dua saluran itu hanya selama musim hujan. Sedangkan di sudut barat laut terdapat dua saluran sebagai akses keluarnya air dari kolam ke sungai-sungai kecil yang mengarah ke Desa Bejijong,” bebernya.
Pencari ikan dilarang menginjak struktur batako supaya tidak merusak situs peninggalan KerajaN Majapahit itu.-Fio Atmaja-