Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengimbau agar masyarakat mulai beralih ke makanan pokok non beras. Menurut Ning Ita, sapaan akrab walikota, tanpa makan beras, manusia bisa tidak mengalami gangguan kesehatan.
‘’Sejatinya tidak makan beras kita tetap bisa hidup kok. Kita bisa mengganti beras itu dengan ketela, kita bisa mengganti beras dengan umbi-umbian lainnya. Saya kalau pagi itu sarapannya kentang, jadi tidak harus dengan beras,” kata Ninng Ita, saat menghadiri Agro Expo 2023 di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Jl. Suromulang Timur, Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto pada Sabtu (28/10/2023).Ning Ita mengatakan, ketahanan pangan menjadi poin penting yang diperhatikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto sebagaimana arahan dari Presiden RI Joko Widodo. Oleh karena itu Ning Ita mengajak seluruh warga untuk bersama-sama menjaga ketersediaan bahan pangan.
“Kota Mojokerto bukanlah daerah penghasil pangan, karena kita tidak memiliki sektor pertanian, ada tapi sangat terbatas. Sehingga yang harus kita jaga bersama-sama adalah ketersedian bahan pangan yang ada di Kota Mojokerto,” tuturnya.
Selain mengimbau untuk melakukan diversifikasi pangan, Ning Ita memastikan ketersedian beras khususnya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. “Kalau panjenengan kesulitan mendapatkan beras dengan harga terjangkau jangan khawatir tolong disampaikan kepada seluruh tetangga, saudara, kerabat bapak ibu semuanya bahwa Pemerintah Kota bersama dengan Bulog akan terus secara berkala melakukan kegiatan operasi pasar. Ada beras SPHP yang disediakan pemerintah agar seluruh masyarakat Kota Mojokerto bisa mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau,” tegasnya. Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berpartisipasi dalam dalam Agro Expo 2023 ini juga mendapatkan apresiasi dari wali kota. “Kota Mojokerto dengan segala keterbatasan lahan yang ada, saya terima kasih KWT, KUBE masih konsisten untuk melaksanakan kegiatan diversifikasi pangan dengan membudidayakan baik ikan-ikanan khususnya lele dan juga aneka sayuran di pekarangan rumah yang sangat terbatas,” kata Ning Ita. Walikota menambahkan pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan juga menjadi tolak ukur dalam pembangunan. Bagaimana dari hulu sampai ke hilir ini Pemkot hadir, sehingga output dari setiap kegiatan, program yang dilakukan Pemkot bisa diukur sejauh mana hasilnya, sejauh mana ini bisa menambah penghasilan atau ekonomi bagi keluarga masyarakat Kota Mojokerto.
“Saya kira masih banyak yang lainnya KWT-KWT yang sudah bisa menghasilkan tinggal pendampingan secara berkelanjutan. Tolong diperhatikan tidak hanya bantuan di awal tetapi keberlanjutan sampai pemasaran dan seterusnya,” imbuh Ning Ita. (*)