banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

BNPB Bantu Rp 200 Juta untuk Penanganan Darurat Bencana Banjir di Mojokerto

BNPB Bantu Rp 200 Juta untuk Penanganan Darurat Bencana Banjir di Mojokerto

Pemkab Mojokerto mendapatkan bantuan dari BNPB. -Dok. Diskominfo Mojokerto-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Pemkab Mojokerto menerima bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan darurat bencana. Bantuan operasional posko penanganan darurat bencana diterima Pemkab Mojokerto yakni dana siap pakai sebesar Rp 200 juta. 

Selain itu Pemkab juga menerima bantuan dukungan peralatan dan logistik seperti 300 paket sembako, 300 paket Hygiene kit, 300 paket biskuit protein, 300 buah makanan siap saji, 5 unit pompa Alkon, 100 unit velbed, 1008 botol sabun cair, 50 unit tenda keluarga, 2 unit tenda pengungsian, 1 unit perahu karet dengan mesin.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyebab terjadinya bencana banjir di Kabupaten Mojokerto yakni dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat selama lebih dari 4 jam. Hujan tersebut mengakibatkan debit air meningkat drastis di tiga sungai di wilayah bumi Majapahit yaitu Sungai Kromong, Sungai Klorak, dan Sungai Boro yang menjadi satu di Sungai Brangkal.

“Dari meningkatnya debit air itu mengakibatkan tanggul Sungai Brangkal jebol, di Desa Wringinrejo. Meningkatnya debit air juga mengakibatkan putusnya jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang,” ucapnya saat menyampaikan laporan di ruang rapat Swagata, Pemkab Jombang, Selasa (12/3/2024) pagi.

Sebelumnya, jebolnya 2 titik tanggul Sungai Sadar di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari menyebabkan ratusan rumah di Desa Kedunggempol (Mojosari), dan Desa Ngrame (Pungging) terendam. 3 titik tanggul Sungai Gembolo jebol di Desa Tunggalpager dan 2 titik tanggul sungai Gembolo jebol di Desa Jabontegal, kecamatan Pungging. 

Selain mengakibatkan tanggul sungai jebol, bencana banjir yang terjadi juga mengakibatkan lahan sawah di enam desa ada di wilayah Kecamatan Mojosari terendam banjir.

"Total ada 263 hektar area persawahan terendam banjir dan beresiko gagal panen," jelasnya.

Ikfina menjelaskan, akibat banjir setidaknya lebih dari 6.232 warga dari 7 kecamatan terdampak. Yakni di Kecamatan Pungging, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Sooko, Puri, Kutorejo.

"kami juga melakukan evakuasi warga rentan, warga terdampak, menyiapkan lokasi pengungsian, mendirikan dapur umum, mendirikan pos kesehatan. Selain itu, kami juga melakukan upaya penyedotan air, upaya penutupan tanggul jebol, dan mendistribusikan kebutuhan mendesak," ujarnya.

Adapun kebutuhan mendesak disalurkan Pemkab Mojokerto untuk warga terdampak bencana banjir, seperti bantuan nasi bungkus, selimut, obat-obatan, air minum, matras, paket sembako, air bersih, dan peralatan pembersihan rumah.

Menurutnya, pasca terjadinya bencana banjir di wilayah Kabupaten Mojokerto, ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki.

"Rekontruksi jembatan Bupak, Gondang. Perbaikan tanggul Sungai Sadar, berikutnya perbaikan tanggul Sungai Gembolo, dan perbaikan tanggul Sungai Brangkal," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat BNPB, Agus Riyanto mengatakan, penyaluran bantuan ini, bersumber dari adanya laporan kepada BNPB, sehingga dari pihak BNPB pun menindaklanjuti terkait laporan tersebut.


Bupati Mojokerto bersama BNPB meninjau putusnya Jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang. -Dok. Kominfo Kabupaten Mojokerto-

Sumber:

b