banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Warga Ketidur Mojokerto Mengeluh Akibat Air dikelola BUMDes Hampir Satu Bulan Mati

Warga Ketidur Mojokerto Mengeluh Akibat Air dikelola BUMDes Hampir Satu Bulan Mati

Warga Dusun Ketidur saat mengecek kondisi meteran air. -Fio Atmaja-

Mojokerto,.mojokerto.disway.id - Warga Dusun Ketidur, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto mengeluh akibat kesulitan air bersih hampir selama satu bulan. 

Sudah tiga Minggu lebih air dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Buana ini tidak mengeluarkan sumber air hingga mengakibatkan puluhan warga sehari - harinya menggantungkan air dari BUMDes tersebut mengalami krisis air bersih.

Selain itu, beberapa warga  yang tidak memiliki sumur atau pompa air sendiri di rumahnya terpaksa mengungsi di tetangga maupun kerabat untuk keperluan air bersih.

Baca Juga: Dropping Air Bersih Bagi Warga Terdampak Banjir di Mojokerto Dihentikan

Salah satu warga, Siti Mutmainah (49) mengatakan, kondisi air yang dikelola BUMDes sudah tiga minggu tidak bisa digunakan karena tidak keluar air. 


Meteran air yang menunjukkan air tak mengalirm-Fio Atmaja-

"Sudah tiga minggu kami mengambil air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di tetangga. Jika tidak diperbaiki lama - lama kan kami malu minta air di tetangga walaupun kami beri uang untuk listriknya," ucapnya kepada wartawan, Sabtu (15/6).

Terkait pembayaran bulanan, pihaknya mengaku tidak pernah terlambat membayar, satu bulan dirinya membayar Rp 21.000. Meskipun air dari BUMDes sudah mati tiga minggu ini, dirinya masih membayar tagihan tersebut di tagihan bulan kemarin.

"Dari hasil keterangan pihak BUMDes sendiri kabarnya ada kerusakan di mesin pompa dan sudah diperbaiki, tapi tidak selesai sampai saat ini, pihak BUMDes menyuruh saya untuk sabar," ujarnya.

Baca Juga: Saluran Gorong - gorong Tersumbat Sampah, Rumah Warga di Bangsal Mojokerto Terendam Air

Setiap hari, ia mengecek kran air namun tidak menyalah, bahkan setiap malam. "Kalau airnya tidak mengalir seperti ini saya membayar ya Rp 20.000 atau Rp 30.000. Kalau mengalir deras saya membayar Rp 40.000 per bulan," cetusnya.

Selama tiga Minggu ini, ia mengaku tidak mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah desa. Sebelumnya penggunaan air diberlakukan secara bergilir dengan warga desa dan warga Perumahan Pesanggrahan. 

Penggunaan air untuk warga desa dari pukul 21.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, sedangkan untuk warga perumahan dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

"Sebelum rusak airnya keluar namun kecil, dan mulai mengalir dari jam 9 malam sampai subuh sudah mati. Berbeda dengan perumahan, kondisi air dari pagi sampai malam masih malenyala," tambahnya. 

Sumber:

b