HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Baby Blues Syndrom dan Keharmonisan Rumah Tangga

Baby Blues Syndrom dan Keharmonisan Rumah Tangga

Inggrid Putri. A-dok Inggrid for Disway Mojokerto-

oleh : Inggrid Putri A.*)

 

Baby blues syndrom adalah suatu gangguan suasana hati atau gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pasca melahirkan, seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Banyaknya perubahan dalam diri seorang ibu pasca melahirkan, meliputi perubahan fisik maupun psikologis, bisa memengaruhi tekanan emosi sang ibu.

Kondisi ini menjadikan ibu mudah lelah, marah, menangis, dan sedih tanpa mengetahui penyebab yang jelas. Beberapa dari mereka merasakan stres dan kecemasan karena adanya ketidaksiapan dalam menjalani peran baru sebagai ibu dan mengalami perubahan fisik pasca persalinan.

Kondisi ini, menjadikan lingkungan disekitarnya termasuk suaminya, sebagai kepala rumah tangga, memiliki peran penting dalam pencegahan-pencegahan hal-hal yang tidak diinginkan, maupun mengurangi hal hal negatif yang kemungkinan terjadi. Suami lebih diminta untuk mengerti dalam menghadapi fluktuasi suasana hati sang ibu.

BACA JUGA:MENGUASAI SIDANG SKRIPSI: STRATEGI JITU MENGHADAPI DOSEN PENGUJI

Tidak hanya itu, dari pihak keluargapun harus mendukung sepenuhnya dan memberi pengertian lebih agar si ibu merasa nyaman dan merasa mendapatkan dukungan dari keluarga.

Menurut WHO (2018), Indonesia menduduki peringkat ke 4 tertinggi di ASEAN untuk kejadian baby blues. Wanita yang mengalami baby blues berkisar antara 50-70%. Terdapat 1 sampai 2 per 1000 kelahiran ibu yang mengalami baby blues syndrome (Kemenkes, 2020).

Penelitian di atas mengungkap bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-4 di ASEAN, ini bias dibilang sangat tinggi. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia akibat seorang ibu yang mengalami baby blues.

Kondisi emosional seorang ibu pasca melahirkan memang sangat sensitif, ada sedikit kejadian yang merusak suasana hatinya dapat menimbulkan amarah. Dilihat dari beberapa kasus, baby blues syndrom dapat terjadi karena harapan yang tidak sesuai kenyataan, merasa tidak diperdulikan, merasa diremehkan, merasa gagal, merasa kurangnya kasih sayang dan merasa banyaknya permasalahan yang dipendam.

BACA JUGA:Pinjol dan Generasi Cerdas, Melek Keuangan: Pentingnya Literasi Keuangan Sejak Usia Dini.

Perlunya peran suami untuk mengatasi permasalahan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat mengatasi terjadinya baby blues yaitu dengan :

Menjaga Kesehatan dengan Olahraga

Dengan melakukan olahraga sedikitnya sekali dalam seminggu, ibu akan merasa lebih fresh dan enjoy dalam menjalani kehidupan rutinnya untuk mengurus sang bayi. Dengan berolahraga, tak hanya kondisi mental, kondisi fisik ibu jadi lebih sehat.

Cukupi Waktu Tidur

Dengan tidur yang cukup, dapat mengobati rasa lelah sang ibu dalam mengurus sang bayi, dengan memanfaatkan waktu ketika si kecil tertidur. Dan ketika si kecil terbangun di malam hari, mintalah bantuan suami untuk menggantikan untuk menjaganya sejenak. Karena menjadi seorang ibu membutuhkan waktu tidur yang cukup agar tidak terjadi baby blues.

BACA JUGA:Remaja Bunuh Diri, Dinamika Stress yang Tak Segera Diketahui

Liburan

Sebagai suami, ajaklah sang istri untuk liburan sekali dalam seminggu untuk me-refresh pikiran. Buatlah istri merasa bahagia dengan melepaskan beban-beban yang ada di dalam rumah. Hal ini sekaligus dapat memengaruhi hubungan keharmonisan rumah tangga suami dan istri.

Perlunya pendampingan edukasi bagi suami dan ibu hamil, agar pasca ibu melahirkan, suami sudah dibekali bagaimana menyikapi baby blues syndrom. Dan sang ibu bisa mengendalikan kondisi tersebut. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Majapahit.

 

 

Sumber:

b