HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Petani di Dawarblandong Mojokerto Mampu Tanam Daun Bawang di Lahan Kering

Petani di Dawarblandong Mojokerto Mampu Tanam Daun Bawang di Lahan Kering

Petani di Dawarblandong Mojokerto mampu tanam daun bawang di lahan kering. -Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Sarman (52), seorang petani daun bawang di Desa Gunungsari, Dawarblandong, Mojokerto, mampu menanam daun bawang di lahan kering.  Meski tanah di Kecamatan Dawarblandong tergolong kering, tanaman daun bawang tetap tumbuh subur dan bersaing dengan daun bawang dari daerah dingin.

Kualitas daun bawang dari Desa Gunungsari lebih unggul karena tahan panas, sehingga dapat bertahan hingga tiga hari pasca dipanen, memungkinkan pengiriman ke daerah yang jauh. 

Ia menanam daun bawang di lahan 1/4 hektar berbatasan dengan hutan kayu putih milik Perhutani.

"Harga bibit sekarang masih mahal, Rp 20 ribu/kg. Untuk 1/4 hektar, saya membutuhkan sekitar 1 kwintal bibit daun bawang," katanya, Senin (15/7/2024). 

BACA JUGA:Hadiri Peletakan Batu Pertama Pembangunan Wihara Buddhayana, Mas Pj: Toleransi di Kota Mojokerto Nyata

BACA JUGA:Jelang Pilkada Serentak 2024, Mas PJ Ajak Masyarakat Waspadai Berita Hoaks

Menurutnya, proses penanaman cukup sederhana. Tanah sudah dibajak langsung ditanami bibit bawang daun, yang semakin tua usia bibit, semakin bagus pertumbuhannya.

"Perawatannya cukup ringan, tidak membutuhkan obat-obatan serius, yang paling utama adalah air. Kalau kurang air, pertumbuhannya lambat. Untuk pengairan, alhamdulillah tidak ada kendala. Ada sumur bor, rata-rata di Gunungsari debit airnya besar," jelasnya.

Kepala Urusan Umum dan Perencanaan Desa Gunungsari tersebut juga menjelaskan, perawatan tidak membutuhkan banyak air. Namun, jika menanam di bulan Oktober-November saat kemarau, diperlukan penyiraman lebih intensif. Jika cuaca seperti saat ini, penyiraman hanya dilakukan satu kali seminggu.

"Perawatan lebih sulit saat musim hujan karena kendala air embun pagi dan penyakit seperti hama ulat. Namun, saat musim kemarau, cukup disiram dan diberi obat satu atau dua kali," tambahnya.

Satu kali proses tanam bisa dipanen hingga tiga kali. Hasil panen pertama biasanya tidak dijual, melainkan digunakan sebagai bibit untuk ditanam kembali. Hasil panen kedua dan ketiga baru dijual ke tengkulak.

"Begitu panen langsung bisa kami tanam tanpa proses bibit lagi. Tidak perlu pembibitan lagi sampai umbinya besar. Biasanya saya beli bibit, tanam, panen tidak saya jual tapi saya gunakan untuk bibit. Baru panen kedua dan ketiga dijual," tuturnya.

Usia tanam hingga panen berkisar antara 40 hingga 50 hari. Harga daun bawang saat panen raya biasanya turun, saat ini berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. 

Dari lahan 1/4 hektar, bisa menghasilkan 1 ton daun bawang, namun saat musim hujan hanya menghasilkan 1/2 ton. Pemasaran sudah ada tengkulak yang datang langsung ke lokasi.

Sumber:

b