Harga Merangkak Naik, Petani Kopi di Mojokerto Menuai Berkah
Seorang petani kopi di Jatirejo Mojokerto menunjukkan buah kopi yang siap dipanen-Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Memasuki masa panen kopi robusta, dan excelsa menjadi berkah bagi petani di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Saat ini, harga jual kopi robusta, dan exelsa mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Petani kopi di Dusun Lebaksari, Desa Rejosari, Jatirejo, Adi Sucipto mengatakan, tahun ini harga kopi sangat melonjak tinggi dan sangat menguntungkan para petani.
"Harga kopi robusta tahun lalu per kilo Rp 40 ribu, sekarang Rp 90 ribu setelah jadi. Kopi excelsa sebelumnya Rp 35 ribu, sekarang Rp 140 ribu per kilo dalam bentuk bubuk," terangnya, Jumat (9/8/2024).
BACA JUGA:Bupati Ikfina Inginkan Ajang Pamer Kopi Rutin Digelar Tiap Tahun
BACA JUGA:Bupati Ikfina Nilai Majapahit Coffee Festival Jadi Ajang Eksplor Kopi di Kabupaten Mojokerto
Ia telah berkecimpung di dunia kopi selama 10 tahun, menjelaskan, untuk ceri merah excelsa baru dipanen, harganya mencapai Rp 18 ribu per kilo sebelum melalui proses roasting. Ia memiliki kebun kopi seluas 4 hektare, dengan 2 hektare ditanami kopi robusta dan 2 hektare lainnya excelsa.
"Di sini ada dua jenis tanaman kopi, robusta dan excelsa, karena ketinggian daerah ini sekitar 900 - 800 mdpl, ideal untuk kedua tipe kopi tersebut. Tingkat kesulitan ada pada perawatan, jika robusta harus berada di bawah tegakan, excelsa membutuhkan pemupukan yang tepat," ujarnya.
Siklus panen robusta berlangsung dari Mei hingga September, sedangkan excelsa dipanen dari Juni hingga September. Namun, cuaca menjadi kendala utama memengaruhi buah kopi.
Buah kopi berwarna merah siap dipanen. -Foto : Fio Atmaja.-
"Pengaruh suhu terkadang panas juga mempengaruhi kembang kopi sebelum berbuah. Untuk mengatasi itu, para petani harus rutin menyirami tanaman kopi," jelasnya.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Binawarga ini juga menjelaskan, pemanenan menggunakan tekni petik merah untuk menghasilkan biji kopi berkualitas.
Setelah dipanen, kopi direndam dalam air selama 8 jam atau dikenal dengan teknik apung sebelum dijemur di greenhouse untuk menghindari kontaminasi aroma.
Bupati Ikfina Fahmawati bersama warga saat tasyakuran petik kopi, di Pondok Karhutla, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas-Foto : Dinas Kominfo Kabupaten Mojokerto-
"Proses penggilingan kami lakukan sendiri. Kami mendapatkan bantuan mesin penggiling atau roasting dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Nganjuk untuk KTH Binawarga," tambahnya.
Sumber: