Eksplorasi Gua Gembyang Mojokerto, Gua Unik dengan Kesakralannya Masih Terjaga

Eksplorasi Gua Gembyang Mojokerto, Gua Unik dengan Kesakralannya Masih Terjaga

Gua Gembyang-(Foto : Fio Atmaja)-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Mendengar kata gua pasti akan terbayang di benak pikiran sebagai tempat ritual orang zaman dahulu, karena sering dibuat ritual pandangan beberapa orang akan mengatakan bahwa keberadaan suatu gua memliki daya mistis yang kuat, di Mojokerto sendiri banyak gua sudah ditemukan dan dimanfaatkan menjadi suatu tempat yang disakralkan, seperti Gua Gembyang.

Gua Gembyang terletak di Lereng Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan, Gua ini terletak di ketinggian 600 mdpl. Kondisi gua yang sering dikunjungi para pelaku spiritual. Sehingga menjadikan tempat ini penuh kesakralan.

Ketika memasuki kawasan Gua Gembyang, aura mistis begitu kuat bakal dirasakan pengunjung. Gua eksotis di kawasan Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini memang memiliki daya pikat tersendiri bagi para pengunjung maupun para pejalan spiritual.

Meskipun nuansa mistis begitu kental terasa, tapi gua ini pun tidak pernah sepi pengunjung untuk melakukan berbagai ritual.

Penjaga Gua Gembyang Mojokerto, Sabar Supardi menjelaskan terkait nuansa mistis, dia mengatakan, Gua Gembyang sebenarnya gua yang sudah dijaga keluarganya secara turun temurun. Awalnya gua itu dibuat untuk tempat berteduh di masa lalu.

“Gua ini lebih tepatnya gua buatan manusia, gua ini milik keluarga saya, dan sudah dijaga turun temurun. Saya generasi ke-12 yang sekarang menjaganya. Tidak ada apa-apa di sini," kata Sabar, Minggu (15/10/2023).

Dalam gua pengunjung bisa melihat ada tiga lubang gua. Untuk gua di tengah menembus sisi kanan gua yang lebih kecil. Lalu di sebelah kiri, ada gua kecil yang tidak sedalam gua-gua lainnya.

Dulunya nama Gua Gembyang diambil dari nama Dusun Gembyang, Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

"Dulu kawasan gua secara administratif masuk dalam kawasan Dusun Gembyang. Gua Gembyang terdapat tiga bagian, yang tengah besar itu gua utama. Untuk yang lainnya ada yang tembus, di sisi kiri tidak tembus," ungkapnya.

Terkait hal mistis di sana, Sabar membantah kalau Gua Gembyang dijadikan tempat bertapa seorang raja di masa lalu. Namun, dia tidak menampik bila ada orang datang ke gua dengan berbagai maksud. Mulai dari meminta kemudahan rezeki, keperluan pribadi, maupun ritual lainnya.

“Semua bebas ke sini asal tidak membikin keonaran. Mau berkunjung, monggo. Mau bakar dupa atau menyan, ya silakan,” tambahnya.

Sabar mengingatkan agar pengunjung berlaku sopan ketika masuk gua. Ada kepercayaan yang beredar bila masuk gua membikin keramaian atau keonaran, orang yang keluar bisa “gila” atau rezekinya bakal seret.

“Saya hanya mengingatkan, jangan membuat gaduh. Jadi dijaga betul-betul. Karena kalau buat ramai-ramai tidak jelas, bila sudah keluar dari gua kalau tidak gila, ya rezekinya seret,” tegasnya.

Didalam gua ada tirai putih, itu dulu kakek buyutnya memberi tirai putih sebagai penanda agar gua tidak disalahgunakan dengan kegiatan sembarangan. Sabar dulu pernah marah kepada pengunjung karena melakukan ritual menarik barang gaib. Dia pun tidak habis pikir sebenarnya gua itu perlu dijaga kelestariannya dan tidak perlu melakukan hal-hal di luar nalar manusia.

“Pernah ada yang bikin ritual, awalnya saya biarkan. Pas kedua kali, saya marahi karena gua itu nggak butuh ritual kayak gitu. Kami jaga saja bersama,” tandasnya.

Sedangkan akses awal masuk Gua Gembyang Mojokerto memang belum mulus. Karena jalan masuk masih berupa jalan bebatuan hingga sampai pintu gerbang utama gua. Dalam kawasan Gua Gembyang juga terdapat makam keluarga di depan musala.

Meskipun sudah berpuluhan tahun menjaga Gua Gembyang, Sabar tetep kukuh tidak menerima aliran arus listrik karena untuk menjaga agar tetep mempunyai nilai kesakralan.

Sumber:

b