Petani Kelimpungan Pupuk Urea dan NPK Masih Langka

Petani Kelimpungan Pupuk Urea dan NPK Masih Langka

Petani memanen padi di sawah saat harga gabah dan beras naik-Fio Atmaja-

MOJOKERTO, mojokerto.disway.id - Keberadaan pupuk kimia, terutama jenia urea dan NPK masih langka di Kabupaten Mojokerto. Kelangkaan tersebut telah berlangsung lama, bukan sebulan atau dua bulan. Hal itu membuat petani klimpungan karena tidak bisa mengolah tanaman pertaniannya secara maksimal.

Kelangkaan pupuk telah berlangsung cukup lama, tidak sebulan dua bulan saja.  Kondisi ini dibenarkan beberapa petani padi di wilayah kabupaten, tepatnya di Kecamatan Kutorejo dan Gedeg.

 

Miskanto misalnya, petani asal Kutorejo ini mengaku sangat kesulitan mendapatkan pupuk urea yang dia butuhkan.

‘’Saya paham, kalau pemkab sudah berupaya meminta tambahan kuota pupuk bersubsidi untuk petani, tetapi sampai sekarang kami masih kesulitan mendapatkan pupuk,’’papar Miskanto.

Ia menduga penghitungan yang dilakukan pemerintah antara kebutuhan dan tambahan kuota pupuk bersubsidi, lebih banya kebutuhannya.

 

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi, menurut petani lainnya, Zainul Hassan yang tinggal di kawasan Gedeg, para petani menempuh alternatif menggunakan pupuk organic. Yakni fermentasi pupuk kandang.

‘’Tapi proses ini kan cukup lama,’’tandasnya. Adalagi alternatif lainnya dengan menggunakan pupuk daun.

 

Jika terpaksa karena sangat membutuhkan, maka petani membeli pupuk yang tidak bersubsidi, harganya selangit, sekitar Rp 800 ribu per kwintal.

‘’Kalau kami menggunakan pupuk tak bersubsidi, tentu tidak ‘nyucuk’ antara biaya dengan hasil panen,’’ tuturnya.

 

Sementara itu, data yang dikumpulkan dari Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, pada Juli lalu telah mengajukan permohonan penambahan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2023. Permohonan itu tak tanggung-tanggung, untuk urea permohonan tambahan alokasi sesuai eRDKK sebanyak 3.543.755 ton, dan NPK 12.490.243 ton. (*)

 

 

Sumber:

b