Banjir di Desa Tempuran Mojokerto Belum Surut, Tiga Alat Berat Dikerahkan Bersihkan Enceng Gondok
Pembersih enceng gondok menggunakan tiga alat berat di sungai yang berada di Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto. -Foto : dok. DPUPR Kabupaten Mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Tiga alat berat berupa ekskavator dikerahkan untuk membersihkan eceng gondok dan sampah di Sungai Avour Balongkrai yang muara di Sungai Avour Watudakon, Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto.
Upaya ini dilakukan agar luapan air sungai segera surut dan mengalir sehingga tidak lagi meluap ke pemukiman warga Desa Tempuran.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kabupaten Mojokerto, Rois Arif Budiman menyatakan, penanganan difokuskan pada pengurangan volume enceng gondok yang menutupi aliran sungai.
"Ada tiga alat berat yang kami gunakan, semuanya bertugas mengangkut enceng gondok," ujarnya, Selasa, 10 Desember 2024.
Kondisi Sungai Avour Balongkrai, Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto bayam ditumbuhi enceng gondok. (Foto : dok. DPUPR Kabupaten Mojokerto).-
Ketiga alat berat tersebut berasal dari DPUPR Kabupaten Mojokerto, Perum Jasa Tirta (PJT), dan Desa Tempuran. Selain itu, dump truk juga dikerahkan untuk mengangkut hasil pembersihan enceng gondok dari lokasi.
Menurut Rois, upaya ini bertujuan melancarkan aliran sungai untuk mencegah luapan lebih lanjut. Namun, ia mengingatkan bahwa potensi kiriman material dari wilayah Jombang tetap ada, mengingat debit air di hulu masih tinggi.
"Target sementara adalah mengurangi volume enceng gondok agar aliran air kembali lancar. Tapi kemungkinan akan ada kiriman enceng gondok lagi dari Jombang," pungkasnya.
BACA JUGA:Tinjau Lokasi Banjir di Mojokerto, Khofifah dan Gus Barra Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak
BACA JUGA:Jembatan Pagerluyung Penghubung dua Wilayah di Mojokerto Ditutup Sementara Imbas Kontruksi Retak
Sebelumnya, ratusan rumah di dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, terendam banjir akibat luapan Sungai Avour Watudakon sejak Jumat, 6 Desember 2024.
Banjir di Desa Tempuran menggenangi 470 rumah dan memengaruhi 1.847 jiwa. Sejumlah fasilitas umum dan area persawahan juga terdampak.
Akibatnya, aktivitas masyarakat terganggu. Sebagian warga terdampak memilih mengungsi ke rumah sanak saudara tidak terdampak, dan para siswa diliburkan.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Mojokerto telah melakukan sejumlah langkah penanganan, termasuk pendirian tenda pengungsian, dan toilet darurat.
Sumber: