Aktivitas Perdagangan Dilarang Digelar di Perumahan CSE Surodinawan Mojokerto

Pengumuman larangan aktivitas perdagangan di Perumahan Surodinawan atau di Citra Surodinawan Estate Mojokerto-Foto: Pita by IG update Mojokerto-
Mojokerto, diswaymojokerto.id – Pemerintah Kota Mojokerto melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengeluarkan larangan tegas terhadap aktivitas berjualan di kawasan Perumahan Citra Surodinawan Estate (CSE) terhitung sejak Sabtu, 19 Januari 2025.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan warga penghuni perumahan.
Larangan ini mencakup segala bentuk aktivitas berjualan, baik itu pedagang kaki lima, pedagang keliling, cfd, maupun aktivitas jual beli lainnya yang dilakukan di area perumahan.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tertib dan bebas dari gangguan yang dapat mengganggu kenyamanan warga.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mojokerto memasang himbauan untuk para pedagang agar tidak berjualan di sepanjang jalan ataupun Trotoar di Jalan Perumahan CSE Kota Mojokerto.
Larangan tersebut tertulis akan dimulai sejak Minggu 19 Januari 2025. Termasuk tidak diperkenankan adanya car free day di Lokasi tersebut.
Dalam himbauan tersebut semua aktivitas perdagangan dialihkan ke Pasar Ketidur Kota Mojokerto.
Pengumuman larangan berdagang di CSE Mojokerto-Foto: Pita by IG update Mojokerto-
Ada beberapa alasan mengapa pemerintah mengeluarkan larangan ini, antara lain:
* Keamanan: Aktivitas jual beli yang tidak terkendali dapat memicu kerumunan dan mengganggu keamanan lingkungan.
* Kebersihan: Sampah yang dihasilkan dari aktivitas jual beli dapat mencemari lingkungan dan mengganggu estetika perumahan.
* Ketertiban: Aktivitas jual beli yang sembarangan dapat mengganggu ketertiban lalu lintas dan aktivitas warga lainnya.
* Kenyamanan: Suara bising dari aktivitas jual beli dapat mengganggu kenyamanan warga, terutama pada malam hari.
Sebagian kecil warga merasa keberatan karena merasa kesulitan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Sumber: