Transisi Pembayaran Tunai ke Non Tunai, Menjadi Tantangan Pembayaran di Indonesia
Transaksi Non - Tunai Trending di Semua Kalangan-Foto : Pinterest-
BACA JUGA:Chia Seed, Superfood Mini yang Kaya Manfaat
Seiring perkembangan teknologi dan digitalisasi, fenomena ini memicu perdebatan karena adanya aturan hukum yang mewajibkan penerimaan uang tunai di Indonesia.
Terdapat respon positif dan negatif dari masyarakat mengenai tren ini.
Respon Positif Masyarakat :
- Faktor keamanan dan efisiensi pembayaran menjadi alasan utama masyarakat dengan memanfaatkan transaksi non – tunai, dan tidak perlu membawa uang tunai, transaksi menjadi lebih praktis.
- Beberapa ekonomi dan keuangan digital yang dipromosikan oleh Bank Indonesia telah meningkatkan efisiensi transaksi, dengan pembayaran non – tunai seperti QRIS dan dompet digital semakin populer karena mudah dan aman.
- Masyarakat yang banyak tertarik pada promosi dan diskon yang sering tersedia hanya di transaksi non – tunai. Hal ini membuat penggunaan sistem pembayaran digital semakin banyak peminat.
Transaksi Non Tunai hanya Scan QR-Foto : Salmaa-
Respon Negatif Dan Tantangan Masyarakat :
- Beberapa masyarakat yang masih nyaman menggunakan uang tunai karena alasan budaya atau karena belum mengenali dan memahami teknologi digital, sehingga fasilitas non – tunai yang terbatas pada beberapa tempat menjadi salah satu alasan tidak menggunakan transaksi non – tunai.
- Tentu saja beberapa transaksi ada biaya tambahan yang timbul dari fasilitas non – tunai seperti biaya transfer online atau biaya administratif yang juga menjadi alasan tidak menggunakan transaksi non – tunai bagi beberapa individu.
- Pentingnya pendidikan dan edukasi bagaimana cara menggunakan sistem pembayaran digital juga masih belum banyak. Masyarakat yang belum siap untuk beralih total ke sistem pembayaran non – tunai tanpa dukungan yang kuat.
BACA JUGA:Bocah 8 Tahun di Mojokerto Diduga Jadi Korban Penculikan Ditemukan di Ladang Tebu
BACA JUGA:Pelaku Penikaman Kakak Kandung di Pacet Mojokerto Divonis 4 Tahun Penjara
“Saya belum merasa perlu untuk menyediakan pembayaran non – tunai, di kampung sini sekitar toko masih banyak pelanggan yang lebih nyaman membayar dengan uang tunai. Selain itu, saya khawatir juga mulai menggunakan sistem non – tunai, akan dikenakan biaya admin yang besar harus ditanggung penjual. Selama saya dan pelanggan suka cara sederhana dan langsung, sehingga tidak perlu repot dengan biaya tambahan dari uang tunai,” kata salah satu pedagang kecil, Ita pemilik toko di Kecamatan Puri.
Sumber: