ucapan pelantikan wali kota - bupati  - disway moj

Kamar Penjara Mojokerto Jadi Saksi Perjuangan KH Hasyim Asy’ari Melawan Penjajah Jepang

Kamar Penjara Mojokerto Jadi Saksi Perjuangan KH Hasyim Asy’ari Melawan Penjajah Jepang

Disinilah KH Hasyim Asy’ari pernah di penjara saat zaman penjajahan Jepang-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Salah satu kamar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto menyimpan kisah perjuangan bersejarah. 

Kamar nomor dua di penjara tersebut menjadi saksi bisu saat KH Hasyim Asy'ari, ulama besar sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dipenjara oleh tentara Jepang pada tahun 1943.

KH Hasyim Asy'ari dipenjara setelah menolak ritual penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan penyembahan Dewa Matahari, yang kala itu diwajibkan oleh penjajah Jepang. Ulama karismatik ini mendekam di penjara tersebut selama empat bulan.

Sebelumnya, KH Hasyim Asy'ari ditahan di Jombang, namun karena aksi demonstrasi para santrinya menuntut kebebasan sang kiai, tentara Jepang memindahkannya ke penjara kala itu masih bernama Penjara Purwotengah Mojokerto.

KH Hasyim Asy'ari akhirnya dibebaskan oleh Jepang pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.


Kondisi penjara bersejarah di Lapas Kelas IIB Mojokerto-Foto : Fio Atmaja-

Kalapas Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan mengungkapkan, pihaknya menjaga dan merawat kamar bersejarah tersebut dengan istimewa. 

Tidak seperti kamar tahanan lainnya, kamar nomor dua dicat berwarna hijau dan dihiasi dua logo Nahdlatul Ulama (NU) di pintu masuk.

"Kamar ini berbeda, karena di sinilah KH Hasyim Asy'ari pernah mengalami tekanan fisik saat memperjuangkan agama Islam dan bangsa Indonesia," kata Rudi, Sabtu, 22 Maret 2025. 

BACA JUGA: 195 Orang Pasukan Kebersihan Peroleh Paket Sembako dari Pemkot Mojokerto Jelang Idul Fitri 1446 H

BACA JUGA:Jelang Lebaran, DPC KSPSI Mojokerto Dorong Kepatuhan Pengusaha Terhadap Aturan THR

Rudi menambahkan, lapas sengaja mempertahankan keaslian kamar tersebut agar jejak sejarah KH Hasyim Asy’ari tetap terjaga. Renovasi besar-besaran tidak dilakukan, hanya perawatan seperti pengecatan ulang dan pembersihan rutin.

"Kami ingin menjaga keasliannya agar nilai sejarah tetap terpelihara. Hikmahnya, warga binaan di sini bisa meneladani keteguhan iman KH Hasyim Asy’ari," ujarnya.

Salah satu warga binaan berinisial IW (53), yang sudah setahun menghuni kamar bersejarah tersebut, mengaku merasakan energi berbeda selama tinggal di sana. Ia bahkan mengaku pernah bermimpi didatangi oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.

Sumber:

b