ucapan idul fitri 1446 H PT Pabrik Kertas Tjiwi Ki

Perajin Tempe di Mojokerto Menjerit, Harga Kedelai Impor Naik Hingga Rp 9.600 Per Kg

Perajin Tempe di Mojokerto Menjerit, Harga Kedelai Impor Naik Hingga Rp 9.600 Per Kg

Perajin tempe Dziffa, Dusun Sroyo, Desa/Kecamatan Dlanggu, Mojokerto. -Foto : Fio Atmaja-

Thoha menjelaskan, proses produksi tempe ini membutuhkan membutuhkan 2 hari 2 malam.

Dimulai dari merebus kedelai selama 2 jam di bak besar, air rebusan diganti dengan air bersih, lalu didiamkan selama 24 jam.

Sedangkan air rebusan kedelai biasanya diambil oleh para peternak hewan yang membutuhkan. "Saya kemas dengan jerigen untuk dijual ke peternakan hewan seperti sapi, dan kambing," tambahnya. 

BACA JUGA:Jadi CJH Tertua di Mojokerto, Nenek Berusia 100 Tahun Berangkat Haji 2025

BACA JUGA:Nabung 23 Tahun, Penjual Pisang di Mojokerto Naik Haji

Selanjutnya, kedelai digiling untuk menghilangkan kulit ari, dicuci bersih, lalu diproses peragian. Baru kemudian kedelai dicetak dan didiamkan selama 24 jam. 

Bisnis keluarga sudah berjalan sekitar 20 tahun ini digandrungi konsumen karena murni berbahan kedelai, cita rasa gurih, dan bertekstur empuk.


Imbas kedelai impor naik, produksi tempe terpaksa diperkecil. -Foto : Fio Atmaja-

Model pemasarannya mulai dari konsumen datang langsung, melalui 10 reseller dari Pasar Tangunan, Pandanarum dan Sawahan, serta dijual langsung oleh kakaknya di Pasar Dlanggu, Mojokerto. 

Pihaknya berharap ke pemerintah agar harga kedelai bisa kembali stabil Rp 8.500/Kg. Sehingga penjualan di pasar tetap stabil.

Sumber:

b