Mengurai Silang Sengkarut Sekolah Soekarno di Mojokerto dan Sidoarjo

Curiculum Vitae Soekarno yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia-Foto : Indra for Disway Mojokerto-
Mojokerto, diswaymojokerto.id – Silang sengkarut tentang keberadaan sekolah Presiden pertama RI, Soekarno mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya pemerhati sejarah dan cagar budaya arek Mojokerto yang kini tinggal di Malang, Tjahjana Indra Kusuma.
Lelaki lulusan Fakultas Tekhnik, Universitas Brawijaya ini kepada Disway Mojokerto, Rabu, 17 Juni 2025 mengaku prihatin atas sengkarut data keberadaan dan histiografi Soekarno dan orang tuanyanya Soekeni Raden Sasra Di Hardja saat berada di kota Mojokerto.
Indra, sapaan laki-laki yang pernah bersekolah di Gedung yang sama dengan Soekarno, yakni SMPN 2 Kota Mojokerto ini lantas menyampaikan beberapa bukti yang ia miliki dan literatur yang ia baca terkait sekolah sang Proklamator itu.
Soekeni ayah Soekarno, berada di Mojokerto atas keputusan mutasi sebagai ‘hulponderwijzer’ (asisten guru) dengan Surat Keputusan berupa Besluit Nomer 1001 dari direktur ‘van Onderwijs, Eredienst en Nijverheid’ (Pendidikan, penelitian dan industri) yang dikeluarkan di Batavia tanggal 22 Januari 1909.
Tjahjana Indra Kusuma pemerhati Sejarah dan Cagar Budaya -Foto : Indra for Disway Mojokerto-
Besluit atau Surat Keputusan berisi mutasi dari ‘Openbare Inlandsch School 2e klasse te (di) Sidoarjo’ (Sekolah Negeri (bumiputera) kelas 2) ke ‘Openbare Inlandsch School 1e klasse te Mojokerto (Sekolah Negeri (bumiputera) kelas 1)’.
‘’Jadi kurang tepat jika SD Purwotengah adalah 'Inlandsch School 2e klasse' (Sekolah Negeri (bumiputera) kelas 2), mengingat sekolah ‘kelas 2’ lazim terletak di ibukota district atau kawedanan,’’ kata Indra.
BACA JUGA:Angkutan AKDP Mojokerto–Batu via Cangar Belum Beroperasi Lagi Pasca Dibuka Kembali
Sedangkan 'Inlandsch School (IS) 1e klasse' terletak di ibukota kabupaten (regentschap). Sehingga tidak sesuai dengan yang tecantum pada SK atau besluit beliau pada tugu keterangan yang dibuat.
‘2e (tweede) klasse’ sering disebut ‘Ongko Loro’ karena ada angka ‘2’ sebagai petunjuk kelas sekolah/tingkatan wilayah.
Soekarno sekolah di Inlandsch School 1e klasse Mojokerto pada tahun 1909 hingga Juni 1913 mengikuti kepindahan ayahnya dari Sidoarjo.
Salah satu bukti Soekarno pernah sekolah di Sidoarjo dan Mojokerto-Foto : Indra for Disway Mojokerto-
Menurut dokumen yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang telah dibaca Indra, Soekarno pindah sekolah dari 2e klasse Inlandsch School Sidoarjo ke 1e klasse Inlandsch School Mojokerto pada tahun 1909.
‘’Pak Soekeni bertugas di Sidoarjo, sekolah Soekarno, sejak 1907 hingga 1909. Artinya memang benar Soekarno pernah sekolah di Sidoarjo maupun Kota Mojokerto,’’ terang Indra
BACA JUGA:Alami PHK Tanpa Pesangon, Buruh Pabrik Tepung Mojokerto Wadul Dewan
Demikian halnya keberadaan Soekarno saat bersekolah di ELS Mojokerto. Ada kekurangakuratan data penulisan ‘Europeesche Lagere School’; yaitu sekolah dasar bagi orang atau etnis Eropa, priyayi atau bangsawan serta murid cendikia yang lolos seleksi masuk, dan dapat meneruskan ke sekolah menengah lanjutan yang lebih mentereng (MULO atau HBS).
Indra mengatakan, Soekarno pindah dan masuk ke sekolah tersebut (ELS) saat kenaikan dari kelas 5 ke kelas 6 pada Juni 1913. Tetapi harus mengulang kelas di kelas 5 karena kemampuan berbahasa Belanda dinilai kurang.
Sumber penjelasan dari buku Ibu Bangsa-Foto : Indra for Disway Mojokerto-
Durasi bersekolah menempuh ELS adalah selama 7 tahun. Soekarno bersekolah di ELS sejak Juni 1913 (mengulang kelas 5) hingga dinyatakan lulus pada kelas 7, Juni 1916.
Dilanjutkan bersekolah dan diterima di HBS (Hoogere Burger School) Surabaya yang harus ditempuh selama 5 tahun, dengan kost di rumah HOS Tjokroaminoto. Pada Juni 1921, Soekarno dinyatakan lulus HBS Surabaya.
Kemudian mendaftar, tes dan diterima di Technische Hoogeschool te Bandoeng, (Perguruan Tinggi Teknik Bandung) atau ITB pada tanggal 1 Juli 1921.
‘’Demikian yang dapat saya kaji ulang berdasar data dan korelasi durasi pendidikan atau masa sekolah Soekarno dan masa tugas Soekeni Raden Sastra Di Hardja di Mojokerto,’’kata Indra.
Data dari buku Penyambung Lidah Rakyat, yang ditulis oleh Cyndi Adams.-Foto : Indra for Disway Mojokerto-
Sangat disayangkan kesalahan atau kekurangtepatan dalam penulisan ejaan Belanda maupun data sejarah, terjadi pada tugu informasi peristiwa sejarah tersebut.
Menurut Indra, jika hal ini diabaikan dapat memberikan informasi sejarah yang kurang tepat serta mengaburkan sejarah itu sendiri.
‘’ Semoga pemahaman ini bermanfaat dan menambah khazanah keakuratan penulisan sejarah lokasi, bangunan dan tokoh bangsa selama berada di Mojokerto,’’ tandasnya.
Sumber: