Lautan Manusia Kibarkan Merah Putih Seribu Meter di Gunung Penanggungan

Bendera Merah Putih sepanjang 1000 meter dibentangkan di Penanggungan-Foto : Reza Magang-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Malam, 16 Agustus 2025 basecamp Tamiajeng menjadi lautan manusia. Ransel-ransel besar menumpuk. Lampu motor berderet di pinggir jalan. Cahaya senter dan obrolan memenuhi udara dingin. Semua orang punya tujuan sama: mendaki Gunung Penanggungan untuk merayakan kemerdekaan.
Bukan sekadar mendaki biasa. Tahun ini ada yang istimewa. Merah Putih sepanjang seribu meter dibentangkan di lereng gunung. Bendera raksasa itu menjadi magnet baru yang membuat jumlah pendaki membludak.
Antrian di meja registrasi mengular hingga ke jalan. Tiket offline ludes cepat, tiket online pun melonjak tajam. Petugas basecamp sampai kewalahan mengatur arus pendaki yang berdatangan hingga larut malam.
“Kalau malam 16 Agustus memang selalu ramai. Tapi tahun ini lebih padat. Antrean nggak putus sejak sore sampai tengah malam,” ujar seorang petugas basecamp.
Antrian pendaki yang akan menuju pendakian mengisi pendaftaran di base camp Tamiajeng-Foto : Reza Magang-
Ridwan, pendaki asal Gresik, tampak sedang merapikan carrier besarnya. “Mau ke puncak mas, soalnya jauh dari Gresik. Saya sampai sini jam 9 malam, baru bisa berangkat jam setengah satu sambil nunggu rombongan,” katanya. Wajahnya lelah, tapi matanya berbinar.
Semakin malam, semakin ramai. Jalur pendakian berubah jadi barisan lampu. Dari bawah, sinarnya seperti ular cahaya yang merayap pelan ke arah puncak. Sesekali terdengar sahut-sahutan antar rombongan. Ada yang bercanda. Ada yang memberi semangat.
Di puncak bayangan, suasana lebih semarak. Tenda-tenda warna-warni berdiri rapat. Kompor portable menyala. Aroma mie instan dan kopi sachet bercampur dengan udara dingin. Cahaya senter berkelip, seperti kunang-kunang yang bertebaran di lereng gunung.
Dan esok paginya, puncak Penanggungan menjadi saksi. Ribuan pendaki berdiri tegak. Lagu kebangsaan berkumandang. Merah Putih dikibarkan. Bukan hanya satu, bukan hanya di tiang, tapi ada bendera sepanjang seribu meter yang digelar.
Sebagian pendaki menunggu antrean pendaftaran -Foto : Reza Magang-
Pemandangan itu membuat semua orang terdiam sejenak. Bendera raksasa yang membentang dari ketinggian itu terlihat megah, seolah memeluk tubuh gunung. Di bawahnya, para pendaki berdiri dengan dada membusung, sebagian bahkan meneteskan air mata.
Raka, pendaki asal Surabaya, mengaku merinding. “Baru kali ini saya lihat upacara kayak gini. Bendera seribu meter, di gunung pula. Capek mendaki semalaman jadi nggak ada artinya,” ujarnya.
Gunung Penanggungan memang bukan gunung tertinggi di Jawa Timur. Hanya 1.653 mdpl. Tapi justru karena itu, ia jadi tempat yang ramah untuk pendaki dari berbagai usia. Ditambah nilai sejarahnya yang kuat situs-situs kuno berserakan di lerengnya membuat perayaan kemerdekaan di sini terasa lengkap: ada perjuangan fisik, ada refleksi sejarah, ada juga kebanggaan nasional.
Suasana menuju pendakian 16 Agustus 2025 malam hari-Foto : Reza Magang-
Sumber: