Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia
Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Disway Mojokerto

Tim Pengabdian Masyarakat Ubaya Ajak Pengelola Desa Binaan Trawas Studi Lapangan Ke Yogyakarta

Tim Pengabdian Masyarakat Ubaya Ajak Pengelola Desa Binaan Trawas Studi Lapangan Ke Yogyakarta

Tim pengabdian masyarakat Ubaya bersama pengelola desa Wisata Belik Trawas melakukan kunjungan lapangan ke Provinsi Yogyakarta-Foto : Humas Ubaya-

 

Surabaya, Diswaymojokerto.id –  Tim pengabdian masyarakat Universitas Surabaya (Ubaya) melaksanakan pengabdian kampus di desa Belik, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Kegiatan yang dilaksanakan awal Agustus 2025 lalu itu berkaitan dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) warga Belik untuk meningkatkan potensi wisata.

Tim dari Ubaya tersebut mengajak perangkat desa dan pengelola potensi wisata Desa Belik melakukan pembelajaran lapangan ke beberapa desa wisata terbaik  di Provinsi Yogyakarta.

Ada tiga desa yang dikunjungi yaitu Desa Wisata Bulaksalak Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten  Sleman, Desa Wisata Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, dan Desa Wisata Karangasem Desa Muntuk Kecamatatan Dlingo Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Tim pengabdian terdiri dari Benny Lianto dari Teknik Industri Ubaya, sebagai ketua dan Ahmad Miftah Fajrin, Endah Asmawati, Mikhael Ming Khosasih dari Teknik informatika Ubaya, Andhy Setyawan dari Jurusan Manajemen Fakultas Binis dan eknomika Ubaya, Utomo dan Kartika Erawati dari LPPM  Ubaya serta Joko Mijiarto, dari Prodi Pariwisata UPN Veteran Jawa Timur sebagai anggota.

Benny Lianto, ketua Tim Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Ubaya menjelaskan, kegiatan pembelajaran lapangan ini merupakan pelaksanaan Program  Pemberdayaan Desa Wisata Berkelanjutan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal di Desa Belik, Kabupaten Mojokerto.

BACA JUGA:Komplotan Pencuri Motor Bersenjata di Trawas Mojokerto Berhasil Dibekuk Polisi

BACA JUGA:Ditinggal Pemiliknya, Warung di Kota Mojokerto Terbakar

“Program ini mendapat support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjend Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek),’’ ujar Benny Lianto.

Selanjutnya Benny Lianto yang juga Rektor  Ubaya ini menambahkan,  pembelajaran lapangan memberikan kesempatan perangkat dan warga Belik bisa merasakan dan melihat langsung kemajuan desa wisata yang dikunjungi. 

Kunjungan pertama, ke Desa Wisata Bulaksalak Desa Wukirsari, kecamatan Cangkringan, Kabupaten  Sleman, Yogyakarta. Desa wisata yang berbasis hutan bambu Bulaksalak ini merupakan pusat pendidikan hal Ikhwal mengenai bambu baik budidaya dan pengolahan dan pemanfaatan bambu.

Tempat yang melestarikan lebih dari 35 jenis bambu untuk menunjang pembelajaran tentang bambu, produk kuliner rebung, dan  pasar sor Pring Bulaksalak yang menyajikan jajanan tempo dulu.

‘’Kondisi ini sangat mirip dengan potensi Desa Belik dengan Wisata petung Parknya,’’ ungkap Benny Lianto.

Desa kedua yang dikunjungi adalah Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Desa ini merupakan  Desa Wisata Terbaik Dunia versi badan pariwisata dunia (United Nations World Tourism Organization (UNWTO) 2021.   Pemenang ASTA (Asean Sustainable Tourism Award) Tahun 2018 dan  Desa Wisata Terbaik ASEAN tahun 2017 dengan konsep CBT (Community Based Tourism).


Untuk peningkatan kualitas SDM, Tim Ubaya ajak pengelola desa wisata Trawas kunjungan lapangan ke desa wisata Yogyakarta-Foto : Humas Ubaya-

Kunjungan ketiga, ke Desawisata karangasem yang merupakan desa yang 90 persen masyarakatnya bermata pencaharian sebagai perajin bambu. Adapun produk yang dihasilkan sudah lebih dari 50 jenis produk.

Direktur Bumdes Mulya Jaya Desa Belik, Naif Santoso, yang turut menjadi peserta pembelajaran lapangan, menyampaikan terima kasih.

"Atas nama Bumdes dan perwakilan Desa Belik, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas kesempatan luar biasa yang diberikan oleh Ubaya melakukan pembelajaran lapangan ini,’’ kata Naif Santoso

Kegiatan pembelajaran lapangan ini diikuti oleh perwakilan Desa Belik, yang terdiri dari perwakilan pemerintah desa, Bumdes Mulya Jaya Belik, BPD, Karang taruna, PKK, dan UMKM.

Dari Pembelajaran lapangan di wisata alam Hutan Bambu Bulaksalak, diperoleh wawasan bagaimana pengelolaan wisata berbasis alam dapat dikemas menarik sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Sedangkan Di Desa Wisata Nglanggeran yang terkenal dengan destinasi Gunung Api Purba, didapat gambaran nyata tentang pengelolaan destinasi wisata yang melibatkan masyarakat secara langsung, mulai dari sistem shuttle, penyediaan pemandu lokal, hingga pengembangan produk oleh-oleh yang menjadi ciri khas desa wisata tersebut.

Sementara Desa Wisata Mutuk dikembangkan wisata berbasis potensi kerajinan bambu dengan fokus pada pelestarian budaya dan lingkungan.

BACA JUGA:''Maryam'' Film Horor Indonesia, Trailer Perdana-nya Mengusik Rasa Penasaran Publik

BACA JUGA:Taman Ghanjaran Trawas, Masih Menjadi Destinasi Wisata Favorit

Sebagai tindaklanjut,  Naif Santoso akan segera merancang paket wisata Hutan Bambu yang dipadukan dengan wisata edukasi pembibitan dan pengawetan bambu. Tidak hanya itu, desa juga akan menghadirkan pengalaman interaktif bagi wisatawan berupa wisata memberi makan kambing dan memerah susu kambing Saneen.

“Konsep ini akan menjadi ciri khas Desa Belik. Selain menarik wisatawan, kegiatan ini juga akan meningkatkan pendapatan warga dan memperkuat posisi desa sebagai destinasi wisata berbasis potensi lokal yang berkelanjutan,” ujar Naif.

Dengan semangat baru dari hasil pembelajaran lapangan ini, BUMDes Mulya Jaya optimistis Desa Belik akan semakin dikenal luas sebagai desa wisata yang unik, edukatif, dan ramah lingkungan.

‘’Rencana pengembangan ini diharapkan mulai berjalan pada akhir tahun 2025, sehingga pada tahun berikutnya Desa Belik dapat menerima kunjungan wisatawan secara optimal, ‘’pungkas Naif Santoso

 

 

 

Sumber:

b