Bentuk Kepedulian Terhadap Tragedi yang Terjadi di Indonesia Civitas Akademika Unesa Gelar Doa Bersama

Surabaya, diswaymojokerto.id - Civitas akademik Unesa gelar doa bersama pada 3 September kemarin sebagai respon terhadap berbagai tragedi yang terjadi di negeri ini.  Bertempat di lapangan rektorat Unesa, acara ini diikuti oleh para mahasiswa dan segenap civitas akademik.

"Beberapa hari terakhir kita sama sama menyaksikan bagaimana gelombang tragedi terjadi yang menyayat hati diberbagai kota, berakhir kericuhan, vandalisme, hingga pembakaran cagar budaya yang harusnya dijaga bersama," ucap La Raybafa, presiden BEM Unesa 3 September 2025 lalu. 

Acara dilaksanakan dengan hikmat. Para peserta memakai baju-baju hitam-hitam sebagai simbol perkabungan dan kesedihan. Lilin-lilin dinyalakan dan doa berbisik perlahan. 

La Rayba Fie menegaskan, bahwa sebagai mahasiswa kita tak boleh diam, dan harus menjadi penyambung lidah rakyat. 

"Mari kita jadikan momentum doa untuk negeri ini sebagai ikhtiar bahwa Unesa masih tetap menjadi garda terdepan menjaga hati nurani, akal sehat, dan keutuhan negeri," sambung La Rayba Fie. 

Doa bersama Unesa juga menyalakan lilin sebagai simbol kesedihan-Foto : Satriya Al Fauzi Magang-

Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Nur Hasan, M. Mes. Ia memaparkan sikap Unesa terhadap kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.

Berikut adalah sikap Unesa yang disampaikan Prof. Dr. Nur Hasan: 

1. Simpati mendalam korban jiwa luka luka dalam aksi demonstrasi 

BACA JUGA:Foto Selfie di Perlintasan, Seorang Remaja di Mojokerto Terserempet Kereta Api

BACA JUGA:Aksi Kamisan Surabaya Angkat Isu September Hitam dan Korban Demonstrasi

2. Mendesak polisi dan TNI untuk menghindari tindakan represif yang merugikan masyarakat dan kelompok rentan

3. Mendesak penyelenggara negara membuat kebijakan pro rakyat agar tercipta suasana aman nyaman kondusif

Suasana doa bersama Unesa Surabaya-Foto : Satriya Al Fauzi Magang-

Sumber: