Film Sukma: Ketika Obsesi Kecantikan Berbalut Teror Cermin Antik

Poster resmi film "SUKMA" karya Baim Wong - Sumber: Instagram @tiger.wongentertainment-Foto : Devi Magang-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Industri film horor Indonesia kembali bergairah dengan hadirnya "Sukma", karya terbaru Baim Wong yang resmi tayang serentak di bioskop sejak 11 September 2025. Film produksi Tiger Wong Entertainment ini langsung menarik atensi publik dengan torehan impresif: 75 ribu penonton hanya dalam sehari penayangan perdana.
Kehadiran "Sukma" sekaligus menandai langkah kedua Baim Wong sebagai sutradara, setelah sukses besar lewat "Lembayung" (2024) yang menembus 1,6 juta penonton. Kali ini, Baim tidak hanya bermain di ranah horor semata, tetapi juga menggandeng penulis novel Gadis Kretek, Ratih Kumala, sebagai produser.
Kolaborasi keduanya melahirkan narasi horor yang berlapis drama, thriller, hingga kritik sosial. Tak hanya itu, film ini juga diproduksi bersama Legacy Pictures, Del Drago, dan Role, sehingga kualitas garapan teknisnya makin matang.
"Sukma" berkisah tentang Arini (Luna Maya) yang pindah ke sebuah kota kecil bersama keluarganya untuk memulai hidup baru. Namun, ketenangan itu sirna ketika ia menemukan sebuah cermin antik tersembunyi di rumah barunya.
Jumlah penonton hari pertama penayangan - Sumber: Instagram @baimwong-Foto : Devi Magang-
Sejak saat itu, kejadian supranatural mulai muncul: suara gaib, penampakan misterius, hingga teror tak kasatmata. Ketegangan mencapai puncaknya saat hadir sosok Ibu Sri (Christine Hakim), seorang perempuan tua penuh misteri yang ternyata memiliki keterikatan erat dengan cermin tersebut.
Lewat ritual penukaran jiwa, Ibu Sri berusaha merebut tubuh Arini demi mengembalikan masa mudanya. Konflik pun memuncak, memaksa Arini berjuang bukan hanya melawan horor, tetapi juga mempertaruhkan keluarganya dari kehilangan jati diri.
BACA JUGA:PWI Mojokerto Gelar Agenda Rutin Jumat Berkah, Dukung UMKM Lokal Lewat Nasi Bungkus
BACA JUGA:Bustan Allaca Trawas: “Kafe Galeri” dengan Satu Sudut Seni, Satu Sudutnya Kopi
Selain Luna Maya dan Christine Hakim, film ini diperkuat oleh aktor papan atas seperti Fedi Nuril, Oka Antara, Anna Jobling, Kimberly Ryder, Asri Welas, hingga Krishnina Ketjaro. Chemistry antar pemain membuat konflik terasa hidup, terutama hubungan emosional Arini dengan keluarganya yang menjadi kunci kedekatan penonton dengan cerita.
Cuplikan adegan film -Foto : Devi Magang-
Baim Wong menegaskan, Sukma bukan sekadar horor penuh kejutan visual. Lebih dari itu, film ini menjadi refleksi atas obsesi manusia terhadap kecantikan dan keabadian.
“Ini bukan cerita horor yang seperti biasanya ya. Dia itu harus punya … apa ya kita bilangnya, kelihatan film ini ringan tapi sebenernya harus agak berfikir juga dan maknanya juga. Apalagi buat wanita ya ini soal kecantikan, soal keabadian,” ujar Baim Wong.
Cermin antik yang menjadi pusat konflik hadir sebagai simbolisme keinginan manusia untuk tetap muda dan indah, meski harus menempuh jalan berbahaya.
Sumber: