Mensos RI Tegur Keras Pendamping Sosial Saat Berkunjung ke Mojokerto

Mensos Syaifullah Yusuf melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Mojokerto-Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, melayangkan teguran keras kepada sejumlah oknum pendamping sosial di Kabupaten Mojokerto. Teguran tersebut terjadi saat para pendamping kedapatan mengobrol ketika Mensos memberikan sosialisasi program Sekolah Rakyat di Gedeg, Mojokerto, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Peristiwa itu berlangsung ketika Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf tengah menyampaikan materi mengenai pentingnya peran pendamping sosial dalam pelaksanaan program. Perhatian peserta yang terpecah memancing reaksi tegas dari Mensos.
“Teman-teman, saya minta kesungguhannya, tidak hanya mengerti dan memahami, tapi bisa menghayati apa yang menjadi tugas daripada pendamping,” ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah para pendamping.
BACA JUGA:Candi Tikus, Situs Petirtaan yang Merekam Perjalanan Majapahit
BACA JUGA:Razia Kamar WBP, Lapas Mojokerto Sita Sajam Rakitan, Minuman Fermentasi, dan Kartu Remi
Ia menegaskan, pekerjaan pendamping sosial tidak hanya menuntut pemahaman teknis, melainkan juga empati dan keterlibatan hati. “Kerjanya perlu empati, perlu dengan hati, tidak hanya cukup memahami, pintar, tapi melayani ini dengan empati, dengan hati dan membayangkan posisi kita berada seperti adik-adik,” tegasnya.
Kemarahan tersebut bukan tanpa alasan. Peran pendamping sosial menjadi ujung tombak Program Sekolah Rakyat, terutama dalam proses seleksi siswa melalui asesmen lapangan. “Peran pendamping sangat erat, proses seleksi diawali dari pendamping, berdasarkan data tunggal itu kita dapat mengetahui,” ucapnya saat diwawancarai seusai acara.
Kedatangan Mensos ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) Kabupaten Mojokerto bertujuan memberikan pemahaman lebih detail kepada para pendamping sosial mengenai penyelenggaraan program. “Mereka kita ajak untuk supaya lebih memahami secara detail penyelenggaraan sekolah rakyat. Kita harapkan ikut mendengarkan,” tambahnya.
BACA JUGA:Susu Jahe Merah, Minuman Hangat Untuk Jaga Daya Tahan Tubuh
Meski sempat geram, Gus Ipul memaklumi sebagian situasi yang terjadi. Menurutnya, sound system atau pengeras suara yang kurang maksimal menjadi salah satu penyebab para pendamping tidak dapat mendengar materi dengan jelas, sehingga memilih mengobrol sendiri. “Kalau tadi ada yang bicara sendiri itu karena sound system-nya kurang keras,” katanya.
Meski begitu, ia tetap menekankan pentingnya kesungguhan dan fokus dalam bekerja, mengingat posisi pendamping sosial yang sangat penting dalam keberhasilan program. “Diawali dari asesmen yang dilakukan para pendamping, dikonsultasikan dengan Dinsos, ditandatangani bupati kemudian ke saya, makanya kita ajak agar semua memahami,” pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Tri Raharjo Murdianto, membenarkan kejadian tersebut dan menyebut masalah teknis menjadi penyebab utamanya. “Mungkin karena sound system yang di depan tidak nyambung, setelah kita geser sudah mulai tenang. Mungkin yang di depan tidak dengar apa yang disampaikan Pak Menteri dari dalam,” tandasnya.
Sumber: